Thursday, November 13, 2014

Noam Chomsky, TOP 10 Strategi Manipulasi oleh Media

Wihartoyo     Thursday, November 13, 2014     No comments


Noam Chomsky, seorang filosoper terkemuka di Amerika, aktifis politik, dan profesor kehormatan bidang linguistik pada Massachusetts Institute of Technology (MIT), telah menyusun daftar 10 strategi yang paling umum digunakan oleh para master di dunia untuk memanipulasi penduduk dunia melalui media.

Strategi-strategi ini disusun begitu baik sampai bahkan negara-negara dengan tingkatan pendidikan yang baik pun menyerah pada kekuatan mereka. Ada banyak sekali hal yang disampaikan namun sangat sedikit yang dijelaskan.

Kecenderungan jurnalistik untuk menyeimbangkan cerita dari dua sudut pandang yang berlawanan menyebabkan kecenderungan untuk 'membangun cerita di sekitar konfrontasi antara protagonis dan antagonis'. Isu-isu seperti sampah dan lumpur limbah awalnya hanya merupakan cakupan pemberitaan saja, betapapun pentingnya itu. Namun ketika ada perselisihan atas pembangunan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) atau insinerator, cakupan kemudian akan menjadi 'kemarahan dan penderitaan warga yang terkena dampak, atau klaim yang saling bertentangan antara juru bicara perusahaan , regulator pemerintah dan aktivis lingkungan', daripada masalah dan latar belakang teknisnya.

Tugas media itu bukan untuk menginformasikan, tapi justeru untuk memberikan informasi yang salah dengan tujuan untuk mengalihkan perhatian publik dari isu-isu penting dan perubahan-perubahannya ditentukan oleh elite politik maupun elite ekonomi dengan cara membanjiri dengan informasi yang membingungkan atau informasi-informasi yang tidak penting.

Jurnalis yang bisa mendapatkan akses ke posisi-posisi penting pemerintahan maupun perusahaan harus bisa menjaga posisi agar tetap ada pada pihak mereka, dengan tidak memberitakan tentang apapun yang potensial merugikan mereka atau organisasi mereka. Jika kurang hati-hati mereka akan berhadapan dengan resiko kehilangan sumber informasi. Sebagai imbalan atas kesetiaan ini, sumber-sumber ini akan memberikan mereka berita-berita yang bagus, bocoran-bocoran, dan akses wawancara khusus. Informasi tak resmi atau bocoran, akan memberikan kesan jurnalisme investigatif, tapi sebenarnya ini bisa jad merupakan manuver dari pemeberi bocoran untuk mempertahankan posisi atau kekuasaannya. Sebuah ironi yang pait, dimana kehormatan seorang jurnalis telah berubah menjadi kehinaan seorang budak karena ingin mempertahankan sumber berita “terbaik”.

10 Strategi

1. Strategi Gangguan (The Strategy of Distraction)

Elemen utama dari kontrol social adalah strategi gangguan yang akan mengalihkan perhatian publik dari isu penting yang ditentukan oleh elite politik maupun elite ekonomi dengan cara membanjiri dengan informasi yang membingungkan atau informasi-informasi yang tidak penting.

Strategi gangguan ini juga penting untuk mencegah perhatian publik dari pengetahuan-pengetahuan penting.
Jaga perhatian publik dengan mengalihkan mereka dari problem sosial yang sebenarnya. Pikat mereka dengan materi-materi yang sebenarnya bukan kepentingan yang sebenarnya, Jaga publik tetap sibuk, sibuk, sibuk, dan sibuk. Jangan ada waktu bagi mereka untuk berfikir” (dikutip dari Silent Weapons for Quiet Wars).

2. Buatlah Masalah dan Berikan Solusi

Metoda ini dikenal juga sebagai “problem-reaction-solution.”

Metoda ini akan membuat suatu masalah dengan suatu “situasi” yang akan menyebab beberapa reaksi dari audien sehingga anda dapat menentukan langkah-langkah penting yang akan diambil.

Sebagai contoh: pembiaran kekerasan berkembang secara intensif, atau mengatur sebuah serangan berdarah terhadap publik dimana kebijakan yang merugikan kebebasan akan diterapkan. Atau, membuat suatu krisis ekonomi agar suatu penerapan kebijakan yang akan mengurangi hak-hak sosial dan penghapusan suatu layanan sosial dapat diterima oleh masyarakat.

3. Strategi Bertahap
Penerimaan terhadap suatu tingkatan yang tidak bisa diterima, cukup dijalankan secara bertahap dalam jangka waktu beberapa tahun secara berturut-turut.
Inilah cara yang dijalankan untuk menjalankan secara radikal kondisi sosial ekonomi yang baru (c.q. neoliberalisme) selama tahun 1980 s.d. 1990an:


-  Mengurangi peran negara
-  Privatisasi
-  Kegentingan
-  Fleksibilitas
-  PHK massal
-  Pengupahan
-  Tidak adanya jaminan untuk mendapat upah yang layak


    dan masih banyak lagi perubahan yang dapat membuat suatu revolusi bila diaplikasikan.

    4. Strategi Penundaan
    Cara lain agar suatu keputusan yang tidak populis adalah dengan menghadirkannya sebagai “painful and necessary” untuk mendapatkan penerimaan public yang lebih baik di saat itu untuk diaplikasikan di masa depan.

    Sangat mudah untuk menerima bahwa kesulitan yang diterima saat ini adalah pengorbanan untuk masa depan (future sacrifice of immediate slaughter).
    Pertama, karena apa yang kita usahakan tidak akan serta merta bisa kita nikmati.
    Kemudian, karena public, massa, selalu punya kecenderungan untuk secara na'if beranggapan bahwa “apapun akan menjadi lebih baik di masa depan” sehingga pengorbanan yang diberikan bukanlah apa-apa.

    5. Tampil di depan public sebagai anak kecil
    Seringkali iklan layanan masyarakat menggunakan kalimat-kalimat, argumen, intonasi, sebagai anak kecil dan cenderung kepada sesuatu yang lemah, seakan-akan penonton adalah anak kecil dan orang-orang dengan keterbelakangan mental

    Semakin keras seseorang mencoba untuk mengecoh pemirsa, maka dia semakin cenderung untuk mengadopsi intonasi anak kecil.

    Mengapa?

    Jika seseorang menemui seseorang lain dengan berlagak sebagai anak 12 tahun atau kurang, maka, oleh karena suatu sugesti, dengan probablitas tertentu cenderung akan mendapatkan response dengan mengabaikain sikap kritis sebagaimana anak umur 12 tahun atau kurang” (lihat Silent Weapons for Quiet Wars)

    6. Lebih Mengedepankan Sisi Emosional dibanding Refleksi

    Menggunakan aspek emosional adalah teknik klasik yang menyebabkan hubungan pendek dalam analisa rasional, dan akhirnya pada sikap kritis seseorang.

    Lebih jauh, penggunaan sisi emosional untuk membuka pintu ketidaksadaran untuk melakukan implantasi atau pencangkokan ide, kehendak, ketakutan dan kecemasan, pemaksaan, atau induksi kelakuan....

    7. Jaga Publik Tetap dalam Ketidaktahuan dan Seadanya

    Membuat pubik tidak mampu mengenali teknologi dan metoda-metoda yang dilakukan untuk melakukan pengontrolan dan perbudakan.

    Kualitas dari pendidikan yang diberikan kepada kelas sosial yang lebih rendah harus lebih tidak memadai (miskin), sedapat mungkin diberikan seadanya saja sehingga tetap terjaga kesenjangan antara kelas atas dan kelas bawah, dan tetap tidak memungkinkan bagi kelas bawah untuk mendapatkan pengetahuan. (lihat the Silent Weapons for Quiet Wars)

    8. Menjaga Publik Tetap Puas dengan Kondisi yang Seadanya

    Mengajak publik untuk percaya bahwa fakta yang ada cukup memuaskan untuk menjadi bodoh, vulgar dan tak terdidik.

    9. Menguatkan Publik untuk Tetap Menyalahkan Diri Sendiri

    Membiarkan setiap orang untuk tetap menyalahkan ketidakberuntungannya karena ketidakcerdasannya, ketidakcakapannya, dan usahanya.

    Jadi, yang terjadi bukannya pemberontakan dari sistem ekonomi, setiap orang akan menurunkan penilaiannya, mempersalahkan dirinya sendiri, sehingga akan menciptakan depresi, dan salah satu efeknya adalah menghambat aksinya.

    Dan, tanpa aksi maka revolusi tidak akan terjadi

    10. Mengenali perorangan Lebih baik daripada Perorangan itu Mengenali Diri Sendiri

    Lebih dari 50 tahun, percepaten kemajuan ilmu pengetahuan telah menghasilkan pertumbuhan kesenjangan antara pengetahuan yang dimiliki oleh publik dan yang dimiliki oleh diioperasikan oleh elite yang dominan.

    Terimakasih kepada biologi, neurobiologi, dan psikologi terapan, “system” ini telah menikmati pemahaman yang mutakhir dari manusia, baik secara fisikis maupun psikologis.

    Sistem ini telah lebih baik dalam mengenal orang secara umum daripada orang itu mengenali dirinya sendiri.

    Artinya, dalam banyak kasus, sistem mengusahakan kontrol yang lebih besar dan kekuasaan yang besar pula kepada perorangan dari pada perorangan itu kepada dirinya.

    (terjemahan bebas dari : http[/][/][:]http://theinternationalcoalition[dot]blogspot[dot]com/2011/07/noam-chomsky-top-10-media-manipulation_08.html

    , ,

    0 komentar :

    Recommended