Banyumas, Antara Jateng - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto memberikan bantuan rumah burung hantu untuk petani di Desa Kebokura, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, senilai Rp17 juta guna mendukung program ketahanan pangan.
"Bantuan senilai Rp17 juta tersebut dapat untuk membuat 12 unit rumah burung hantu," kata Kepala Unit Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan BI Purwokerto Djoko Juniwarto di Desa Kebokura, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, Selasa.
Menurut dia, Bank Indonesia memberi perhatian khusus pada ketahanan pangan untuk ikut menekan laju inflasi dari sisi suplai.
Dalam hal ini, kata dia, ketersediaan pangan yang cukup dapat menghindari lonjakan harga yang berlebihan.
Ia mengatakan bahwa beras merupakan salah satu komoditas pangan yang perlu mendapat perhatian.
"Beras adalah bahan baku utama pembuat makanan pokok orang Indonesia, yakni nasi. Tak perlu heran jika permintaan terhadap beras selalu tinggi dan harganya bisa naik di musim-musim paceklik," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa ke depan setelah berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), tantangan yang dihadapi petani akan semakin berat.
Menurut dia, beras yang masuk dari Thailand dan Vietnam dapat dijual di Indonesia hanya dengan harga Rp5.000 per kilogram.
"Sementara harga beras kita masih jauh di atas itu. Di sisi lain, kita masih sulit mengurangi 'cost' (biaya) produksi karena barang-barang produksi yang juga masih tergantung dari asing," katanya.
Ia mengatakan bahwa salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan produktivitas beras.
Oleh karena itu, dia mengharapkan melalui bantuan rubuha tersebut petani di Kelurahan Kebokura dapat terhindar dari organisme pengganggu tanaman (OPT) berupa tikus sehingga hasil produksi dapat tetap terjaga.
"Musuh alami tikus adalah ular dan burung hantu (tyto alba). Kami mendukung upaya pembasmian hama tikus secara alami melalui pengembangan burung hantu," katanya.
Sumber: http://www.antarajateng.com/detail/dukung-ketahanan-pangan-bi-bantu-rumah-burung-hantu-.html
0 komentar :
Post a Comment