Memperingati tahun baru hijrah tidaklah terlepas dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW bersama para sahabatnya (kaum Muhajirin Makkah) serta para penolongnya (kaum Anshar Madinah). Mereka ini disebut golongan As-sabiqunal Awwalun (generasi pertama) Islam. Allah SWT memuji mereka serta menjamin surga yg kekal bagi generasi ini serta orang2 yang mengikuti jejak mereka dengan baik.
![]() |
Peristiwa Hijrah (Ilustrasi) |
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (QS At Taubah: 100)
Rasulullah SAW juga menyebutkan bahwa mereka adalah generasi terbaik umat ini:
خَيْرُ أُمَّتِي الْقَرْنُ الَّذِينَ يَلُونِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
Se-baik2 umatku adalah generasi yang berjumpa denganku, lalu generasi berikutnya lalu generasi berikutnya. (HR Bukhari 6.166 & Muslim 4.599)
Di antara kaum Muhajirin ada 10 nama yang disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW diberi kabar gembira dengan surga (mubasyariina bil jannah) yaitu: Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhal bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqash, Sa’id bin Zaid, dan Abu Ubaidah bin Al Jarrah (HR HR Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Ahmad, Thabrani, Al Baghawi, Baihaqie, Abu Ya’la dan Ibnu Abi Syaibah)
Allah SWT menggambarkan hubungan Kaum Muhajirin dan Anshar sbb:
Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung (Al Hasyr [59]: 9)
Adapun kaum Anshar menempati posisi yang mulia spt disebutkan dalam sabda Nabi SAW:
حُبُّ الْأَنْصَارِ آيَةُ الْإِيمَانِ وَبُغْضُهُمْ آيَةُ النِّفَاقِ
Mencintai kaum Anshar adalah tanda iman dan membenci mereka adalah tanda munafik (HR Bukhari no. 16 dan Muslim no. 109). Menariknya, keduanya juga sepakat memasukkan hadits ini dalam Kitab Al Iman.
Dalam Al Quran jika disebutkan “Orang-orang beriman” maka pd saat ayat ini turun tdk ada orang lain yg dimaksud selain Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Ibnu Hajar dlm kitab Al Ishobah (1/10) menyebutkan bhw yg dimaksud sahabat adalah:
Orang yg berjumpa dengan Rasulullah SAW, beriman kepadanya dan wafat dalam keadaan beragama Islam.
Sebesar apa jasa para sahabat Nabi SAW terhadap agama ini? Rasulullah SAW bersabda:
لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ
Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas seperti Gunung Uhud, tidak akan menyamai satu mud (infaq) salah seorang dari mereka dan tidak pula setengahnya (HR Bukhari 3.397 dan Muslim 4.610)
Satu mud itu kurang lebih satu genggam (biasanya untuk gandum atau makanan). Pendapat lain mengatakan satu liter. Adakah di antara kita yg berinfaq emas sebesar gunung Uhud? Tinggi Gunung Uhud sekitar 350 meter dengan panjang masing2 sisi antara 2 – 4 km. Kalau ada… maka itu blm mencapai nilai satu atau setengah mud infaq yg dilakukan oleh para sahabat.
Al-Imam Abu Zur’ah ar-Razi berkata, “Jika engkau melihat orang yang mencela salah satu dari sahabat Rasulullah, maka ketahuilah bahwa ia seorang zindiq. Yang demikian itu karena Rasul bagi kita adalah haq dan Al-Qur’an haq, dan sesungguhnya yang menyampaikan Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah para sahabat Rasulullah. Sungguh mereka mencela para saksi kita (para sahabat) dengan tujuan untuk meniadakan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kaum Rafidhah lebih pantas untuk dicela dan mereka adalah orang-orang zindiq.” (al-Kifayah; al-Khathib al-Baghdadi hlm. 49).
Zindiq dalam Mu’jam Al Wasith artinya atheis. Dalam Ensiklopedi Imam Syafi’i hal. 92 disebutkan: yg dimaksud zindiq adalah orang2 Majusi yang pura2 masuk Islam. Lahirnya Islam, tp hatinya masih setia dengan agama Majusi dan menyimpan dendam thd Islam.
Ibnu Hazm menyatakan:
Sesungguhnya syiah rafidhah tidaklah termasuk golongan kaum muslimin. Mereka adalah kelompok yang berjalan diatas jalanya yahudi dan nashara dalam kedustaan dan kekufuran (Al Milal wan Nihal 2/65)
Imam Ahmad bin Hanbal berkata:
Barangsiapa yang menghina para sahabat, aku takut dia akan menjadi kafir sebagaimana syiah rafidhah. (As Sunnah; Abu Bakr bin Al Khallal 1/493)
0 komentar :
Post a Comment