Friday, November 25, 2011

Beberapa Hal yang Harus Disampaikan Kepada User Baru Linux

Wihartoyo     Friday, November 25, 2011    
Linux yang semakin cantik dan nyaman bagi mata saat ini, sungguh menarik baik bagi user pindahan maupun user baru. User pindahan yang saya maksud adalah user yang sebelumnya menggunakan sistem operasi lain, dan dalam hal ini adalah Microsoft Windows. Sedangkan user baru adalah orang yang benar-benar baru menggunakan komputer dan kebetulan yang digunakan adalah linux.  Namun, bagi sistem operasi linux sendiri, kedua-duanya adalah baru.
Nah, dengan tampilan seperti ini, tentunya user baru maupun pindahan bisa langsung jatuh cinta.
(gambar: http:/www.gnome.org)

Bagi user yang pertama kali atau masih baru menggunakan linux cukup banyak hal yang wajib disampaikan kepada mereka mengenai 'barang' baru mereka.  Untuk user pindahan, tentunya kita harus bisa menyanpaikan perbedaan Windows dan 'barang' baru mereka ini.  Berikut beberapa hal yang wajib disampaikan kepada user baru Linux.

  1. Linux bukan Windows dan Berbeda dengan Windows
    Linux adalah sistem operasi kode terbuka yang dibuat mirip Unix tetapi tidak terbatas pada penggunaan server saja. Banyak linux distro sekarang justeru lebih fokus pada pengemembangan sistem operasi desktop. Dengan tampilan yang menarik saat ini, linux banyak memikat user baru. Namun harus disadari bahwa ini adalah linux dan bukan Windows maka jangan pernah berharap linux akan mempunyai behaviour yang sama dengan windows.
  2. Tidak ada drive C
    Kebanyakan user pindahan dari windows akan kaget ketika mereka berusaha mencari drive 'C:'. Mereka tidak akan pernah menemukan itu. File tersimpan di Linux disusun pada direktori yang diatur pada hirarki logis. Bila di Windows bisa ditemukan lebih dari 1 root direktory yang direpresentasikan sebagai drive dari A sampai Z sebagai tempat untuk mounting volume, Linux sebagai Unix Like OS, hanya mengenal mounting ke direktori. Meskipun Windows bisa juga melakukan mounting ke direktori, tetapi ini tidak umum di Windows. Apalag untuk kelas desktop
  3. Tidak perlu takut tertular virus
    Bila ditanyakan mengenai serangan virus kepada user Linux yang telah lama menggunakan linux, hampir pasti jawaban mereka adalah bahwa mereka tidak/belum pernah mengalami. Namun, bila menjadi inang tanpa tertular sangat mungkin. Misal ada e-mail yang terinfeksi malware masuk ke inbox user Linux, mereka tidak akan pernah terinfeksi. Namun bila mereka mem-forward email terinfeksi tersebut kepada temannya yang masih menggunakan Windows, sangat mungkin temannyalah yang akan terinfeksi. Oleh karena itu, banyak sistem linux memasang antivirus bukan untuk melindungi diri sendiri, tetapi justeru untuk melindungi koleganya.
  4. Command Line tidak terlalu penting bagi user
    Dengan dukungan banyak aplikasi desktop management saat ini dengan 2 yang paling banyak dipakai; GNOME dan KDE, penggunaan command line
  5. Linux bisa didapatkan secara bebas
    Linux sebagai perangkat lunak kode terbuka bisa didapatkan secara bebas baik dengan mendownload langsung dari distro web nya, maupun menyalin dari pihak lain. Namun harus diingat bahwa bebas tidak berarti gratis. Ada beberapa distro linux seperti SuSE Linux (bukan OpenSuSE) dan RedHat memungut bayaran untuk bisa menggunakan produknya. Meskipun diatasnamakan support, namun pada salah satu EULA (SuSE Linux Enterprise), ada klausul bahwa CD hanya bisa diinstall pada device dalam Organisasi yang telah melakukan pembelian SuSE Linux Enterprise
  6. Install Applikasi adalah hal yang berbeda
    Bila di Windows user pindahan telah mengenal 'setup.exe' atau '*,msi', maka di linux akan ditemui lebih banyak cara untuk menginstal perangkat lunak. Di Ubuntu user bisa menemukan Synaptic, aptitude, atau apt-get. Synaptic adalah antar muka interaktif untuk melakukan installasai di Ubuntu. Di SuSE dan OpenSuSE user bisa menemukan Yast. Pada distro lain mungkin menggunakan Software management yang lain lagi. Selain instalasi online dengan Synaptic maupun Yast, user juga masih bisa menginstall individual file secara local offline. Disini Ubuntu sebagai varian dari debian, masih menggunakan debian package manager
  7. Tidak akan diketemukan ekstensi file seperti *.exe dan lainnyaBerbeda dengan Windows, Linux sebagai sistem operasi yang mirip Unix, masih menggunakan file mode untuk menentukan akses dan habit terhadap file maupun user
Ada yang bisa menambahkan????

Monday, November 21, 2011

Lampu Kota Bisa menjadi Petunjuk Peradaban Planet ExtraSolar?

Wihartoyo     Monday, November 21, 2011    

Dalam pencarian peradaban extraterrestrial, para ahli astronomi selalu mendasarkan pada pencarian sinyal radio dan sinar laser ultra pendek. Namun pada kertas kerja yang baru, Avi Loeb (dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics) dan Edwin Turner (Princeton University), menyarankan satu teknik untuk menemukan aien: "Mencari kota alien mungkin akan memperkecil kemungkinan, namun membutuhkan resource yang lebih sedikit. Dan, bila kita bisa berhasil, ini akan merubah pandangan mengenai tempat kita di alam raya ini." begitu kata Loeb.

Apabila alien memang membuat cahaya buatan untuk menerangi kehidupan malamnya sebagaimana diungkapkan dalam gambar, maka teleskop generasi mendatang harus mampu mendeteksi keberadaannya (Kredit: David A. Aguilar (CfA))


Sangat sederhana, namun pemikiran sederhana inilah yang mahal harganya. Seperti banyak metoda-metoda yang dikembangkan oleh SETI (Search for Extra Terrestrial Intelligence) yang mendasarkan pada anggapan bahwa alien akan menggunakan teknologi yang tidak jauh berbeda dengan manusia, saran Loeb dan Turner mendasarkan bahwa alien akan menggunakan cahaya buatan untuk memberi penerangan pada saat gelap mereka.
Tentunya melihat cahaya dengan intensitas kecil akan lebih sulit, apalagi dari tempat yang sangat jauh. Dan, pastinya akan memerlukan teleskop yang berbeda dari yang ada sekarang.  Ini pun harus diuji dulu terhadap object-object terdekat dari system kita.  Loeb dan Turner mengkalkulasikan bahwa teleskop harus bisa mendeteksi kota seukuran Tokyo dari jarak sejauh Sabuk-Kuiper, sehingga bila memang ada kota di luaran sana, kita bisa melihatnya.
"Ini sangat tidak mungkin bahwa ada kota di tepi tata-surya kita, namun prinsip dari ilmu pengetahuan adalah untuk melakukan penelitian" kata Turner, "Sebelum era Galielo, adalah suatu keyakinan konvensional bahwa sebuah benda berat jatuh lebih cepat dari benda ringan, tetapi beliau mengujinya dan beliau bisa membuktikan bahwa benda berat benar-benar jatuh lebih cepat dari benda ringan." sambungnya.
Sebagaimana teknologi kita yang telah berkembang dari pemancaran sinyal radio dan televisi ke kabel dan serat optik, kita menjadi lebih sulit untuk terdeteksi oleh alien.  Bila hal yang sama juga terjadi kepada peradaban alien, maka cahaya buatan pada saat malamnya bisa menjadi harapan untuk mendeteksi keberadaan peradaban alien.
Loeb dan Turner telah mensubmit tulisannya ini ke journal Astrobiologi.

Terjemahan bebas: http://www.sciencedaily.com/releases/2011/11/111103190356.htm

Thursday, November 17, 2011

Gagal Repair Network Karena Gagal Clearing NetBt

Wihartoyo     Thursday, November 17, 2011    
(Buat yang udah make win 7 harap diem. Ini dipersembahkan untuk para mania WinXP)
NetBt, apa karena ada bt nya ya makanya bikin bete? He he he...! Seringkali kita mengalami kegagalan dalam merepair network service kita. Alert ini nih yang sering nongol kalo kita gagal merepair:

Yap, bener-bener bikin bt. Nah, ternyata penyelesaiannya cukup sederhana dengan menggunakan fasilitas yang memang telah ada di Windows. Caranya? Buka command prompt atau dari 'start'->'run'->[ketik 'cmd']->[enter].  Berikut perintahnya....

C:\>netsh int ip reset c:\reset.log
Setelah menjalankan perintah itu, restart computer, dan coba lakukan repair untuk memastikan! O, ya, ternyata untuk Win 7 juga bisa menggunakan perintah yang sama. Cuma untuk 'command prompt'nya kudu di-elevasi sebagai Administrator. Monggo kalo mau nyoba!

Wednesday, November 16, 2011

PowerBuilder - Binary Data Terbatas sampai 32 KB

Wihartoyo     Wednesday, November 16, 2011    



Hmm...., ini sebenarnya masalah lama yang pernah aku tangani. Namun kemarin ada lagi temen yang menanyakan hal ini, "Kenapa binary data waktu dieksekusi dengan updateblob make ODBC untuk Sybase ASE gak perah bisa lewat dari 32KB?"
Sebenarnya ini bukan keterbatasan, tapi memang batas yang telah di-set pada file konfigurasinya. Ini dilakukan untuk menjamin performa baik aplikasi maupun database.  Seperti diketahui bahwa Sybase ASE menggunakan device files dan databases nya ditanamkan ke dalam device files tersebut serta binary data ikut dibenamkan ke dalam database dan bukan pada files yang tersimpan pada direktori file system.  Dengan kondisi ini, ukuran 32KB untuk binary data bisa dianggap sebagai ukuran yang cukup kecil namun masih bisa mewakili karena toh untuk file gambar (misal) dalam format jpg dengan ukuran 32Kb masih cukup baik untuk ditampilkan lagi.  Namun pada beberapa kasus, seperti salah-satunya yang dihadapi teman tadi, kita sering tidak bisa men-drive user untuk membatasi ukuran file sampai maksimal 32KB.  Disamping kemampuan si user sendiri, atau dengan alasan kecepatan pelayanan karena si user kebetulan juga melayani kastemer, seringkali kita mengabaikan optimasi performa dengan membatasi besar data, untuk kemudian hanya mengandalkan optimasi pada performa mesin dan komunikasi saja. Ini tidak salah, sampai pada batas yang bisa diterima.
OK, kita kembali ke PowerBuilder.  Untuk koneksi database Sybase ASE menggunakan ODBC, kita bisa melakukan perubahan konfigurasi default dengan memodifikasi file %INSTALLATIONROOT%\Sybase\Shared\PowerBuilder\pbodbxxx.ini. Dimana %INSTALLATIONROOT% biasanya adalah pada "C:\Program Files" atau "C:\Program Files (x86)" untuk windows 64bit, sedang xxx pada pbodb menujukkan versi PowerBuilder terinstall pada mesin atau PowerBuilder yang kita yang akan kita modifikasi file konfigurasinya.  Dengan menggunakan notepad, kita buka file pbodbxxx.ini dan cari pada bagian "[SQL SERVER]".  Hati-hati dengan hasil temuan, karena ada 2 bagian yang mengandung SQL SERVER, satu adalah [MICROSOFT SQL SERVER] sementara yang lain adalah [SQL SERVER]. Kenapa sama-sama menggunakan SQL SERVER, karena baik Sybase ASE maupun Microsoft SQL Server memang pernah dikembangkan secara bersama oleh Sybase dan Microsoft. Kita ambil yang [SQL SERVER] saja.  Perhatikan potongan berikut,

[SQL Server]
PBCatalogOwner='dbo'
PBSyntax='SYBASE_SYNTAX'
PBDateTime='DEFAULT_DATETIME'
PBFunctions='SYBASE_FUNCTIONS'
PBSpecialDataTypes='SYBASE_SPECIALDATATYPES'
PBObjectIDs='YES'
PBMaxBlobSize='32767'
PBMaxTextSize='32767'
PBDWDynamic='NO'
SQLSrvrTSPrefix='0x'
PBTrimCatCharColumns='YES'
PBUseProcOwner='YES'
IdentifierQuoteChar='"'



Nah, kita hanya perlu untuk melakukan modifikasi pada bagian yang diblok hijau.  Untuk file gambar, kita ubah nila PBMaxBlobSize sesuai kebutuhan kita.  Sementara untuk text kita ubah PBMaxTextSize.  Nilai yang tertera dalam satuan bytes.  Jadi, silakan dan selamat mencoba.....

Thursday, November 10, 2011

Bisnis IT bisa Bersahaja?

Wihartoyo     Thursday, November 10, 2011    
Kalau bicara perusahaan IT, sebagian dari kita mungkin akan berfikir tentang sebuah tempat yang merepresentasikan sebuah tampilan modern. Bukan hanya fisik yang mungkin berupa gedung yang keren lengkap dengan fasilitas foo-court atau gym, tetapi bagi penghuninya juga ada shift malam atau penggunaan bahasa internasional untuk komunikasi harian. Tapi bila melihat salah satu perusahaan BPO (Business Processing Outsourcing) call center di pinggiran India, RuralShores, gambaran ini tidak berlaku.



Orang-orang ini bukan baru keluar dari kondangan, tapi baru keluar dari kanor mereka

 Apabila ada kesempatan mampir ke perusahaan ini, segala gambaran tentang kenyamanan sebuah perusahaan yang menangani teknologi tinggi bakal lenyap.  Kita tidak akan menemukan Air Conditioner yang bakal bikin kita terkantuk-kantuk di sana.  Ruangan yang berpendingin hanyalah ruangan tempat dijalankannya server mereka.  Tapi jangan salah, meskipun kondisinya hanya seperti ini, dan listriknya pun gak jauh beda dengan kondisi di Indonesia, byar-pet, namun, mereka telah menyediakan genset untuk backup dan uninterruptable power supply yang cukup memadai untuk menjamin layanan tetap berjalan.

Bayangkan betapa panasnya ruangan ini...
Namun, dengan kondisi yang tidak bisa dibilang mewah ini, salah satu perusahaan BPO, NextWealth, dengan empat call center di tiga tempat,  saat ini telah mempunyai 500 orang pekerja dan menurut perkiraan yang punya, akan berkembang mencapai 10.000 orang dalam tiga tahun ke depan.
 Bila memperhatikan, perusahaan-perusahaan yang dilayani oleh perusahaan-perusahaan call center di pinggiran India yang bukan hanya perusahaan dalam negeri India, tetapi termasuk perusahaan-perusahaan dari Eropa, maka kita tidak bisa menganggap bahwa mereka menjalankan bisnis sekadarnya saja. Dari sini, juga ada yang bisa kita lihat, bahwa mereka bisa memberikan lebih tanpa harus menghamburkan modal untuk hal yang tidak terlalu penting. Dan bila melihat angka-angka penyerapan tenaga kerja, ini bisa dibilang sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi angka pengangguran, karena sebagaimana terjadi di India juga, mereka tidak terlalu mengada-ada.  Bisnis ini bisa menjaring lulusan-lulusan lokal, lulusan SMA, ibu rumah tangga, bahkan drop out sekalipun.
Hanya, apabila kita berharap ini bisa dijalankan di Indonesia tanah air kita, mungkin untuk saat ini mungkin kita hanya bisa berharap. Bila tenaga murah bisa dibilang sama dengan India, ada satu hal yang agak sulit diharapkan: bandwidth. Karena, bisnis ini menuntut ketersediaan bandwidth; sesuatu yang berbeda di Indonsia dibanding India.

disarikan dari:

Recommended