Thursday, April 30, 2015

Mungkinkah Mary Jane terbebas dari eksekusi mati?

Wihartoyo     Thursday, April 30, 2015     No comments
Ilustrasi. Jaksa Agung HM Prasetyo, menjawab pertanyaan wartawan seusai menghadiri pengambilan sumpah jabatan hakim konstitusi di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (28/4). Jaksa Agung mengatakan persiapan eksekusi sembilan dari sepuluh terpidana mati kasus narkoba sudah seratus persen dan waktu pelaksanaan eksekusi sudah ditentukan namun tidak akan diumumkan ke publik. (ANTARA FOTO/Ismar Patrizki)

Cilacap (ANTARA News) - Hukuman eksekusi mati tahap kedua terhadap terpidana kasus narkoba telah dilaksanakan oleh Kejaksaan Agung di Lapangan Tembak Tunggal Panaluan, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (29/4), pukul 00.35 WIB.

Akan tetapi, jumlah terpidana kasus narkoba yang dieksekusi berkurang dari data yang dirilis Kejagung pasca-eksekusi tahap pertama yang dilaksanakan pada 18 Januari 2015.

Dalam hal ini, Kejagung merilis 10 nama terpidana kasus narkoba yang masuk daftar eksekusi tahap kedua, yakni Andrew Chan (warga negara Australia), Myuran Sukumaran (Australia), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), Zainal Abidin (Indonesia), Serge Areski Atlaoui (Prancis), Rodrigo Gularte (Brazil), Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), Martin Anderson alias Belo (Ghana), Okwudili Oyatanze (Nigeria), dan Mary Jane Fiesta Veloso (Filipina).

Sementara dalam praktiknya, Kejagung hanya mengeksekusi delapan terpidana mati karena eksekusi terhadap dua terpidana ditunda pelaksanaannya.

Sebanyak dua terpidana mati yang eksekusinya ditunda, yakni Serge Areski Atlaoui dan Mary Jane Fiesta Veloso.

Berbeda dengan Serge yang ditarik keluar dari daftar eksekusi tahap kedua beberapa hari sebelum pelaksanaan eksekusi karena adanya gugatan yang diajukan terpidana tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara, penundaan eksekusi Mary Jane disampaikan kepada yang bersangkutan setelah perempuan terpidana mati itu berada di ruang isolasi Lembaga Pemasyarakatan Besi, Pulau Nusakambangan, selama tiga hari.

Bahkan, penundaan tersebut disampaikan kepada Mary Jane menjelang penjemputan para terpidana mati untuk dibawa ke lokasi eksekusi.

Oleh karena eksekusinya ditunda, Mary Jane tidak dibawa ke lokasi eksekusi dan kini telah kembali ke Lapas Wirogunan, Yogyakarta, setelah dipindahkan dari Lapas Besi, Pulai Nusakambangan.

Jaksa Agung H.M. Prasetyo mengatakan penundaan atau penangguhan eksekusi pidana mati terhadap Mary Jane dilakukan atas permintaan pemerintah Filipina karena terpidana tersebut dibutuhkan untuk mengungkap kasus perdagangan manusia.

"Mary Jane diminta untuk memberikan keterangan dan testimoni. Inilah yang menyebabkan kita menghormati proses hukum yang sedang dilaksanakan di Filipina, Mary Jane ditunda pelaksanaan eksekusi matinya. Saya katakan di sini adalah penundaan, bukan pembatalan karena bagaimanapun faktanya Mary Jane tertangkap tangan di Yogyakarta, di wilayah hukum Indonesia, memasukkan heroin ke Indonesia," kata Prasetyo di Cilacap, Rabu (29/4).

Oleh karena itu, Kejagung menunggu hasil dari proses pemeriksaan kasus perdagangan manusia yang dilakukan Filipina.

Menurut dia, jika pemerintah Filipina membutuhkan keterangan dari Mary Jane, merekalah yang harus datang ke Indonesia.

"Jadi, selama diperlukan oleh Filipina untuk mengungkap kasus human trafficking, Mary Jane tetap berada di Indonesia," katanya.

Terkait hal itu, dia mengatakan status Mary Jane tetap terpidana karena eksekusi pidana matinya bukan dibatalkan melainkan ditunda.

"Selanjutnya tentu akan kita lihat seperti apa nanti," katanya.

Menurut dia, Mary Jane sudah mengajukan peninjauan kembali (PK) hingga dua kali.

Akan tetapi, katanya, jika kasus hukum di Filipina bisa dijadikan novum baru, Mary Jane memiliki peluang untuk mengajukan PK lagi berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi bahwa PK dapat diajukan lebih dari satu kali.

"Kalaupun dia betul korban dari human trafficking, perdagangan manusia, tapi faktanya dia kedapatan membawa heroin ke Indonesia. Jadi, tidak meniadakan tanggung jawab pidana yang selama ini dilakukan oleh Mary Jane," katanya.

Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti mengatakan Polri siap membantu melakukan penyelidikan terkait dengan informasi yang menyebutkan Mary Jane merupakan korban perdagangan manusia.

"Polri siap membantu melakukan penyelidikan, apakah ini benar terjadi satu tindak pidana perdagangan orang, human trafficking, apakah benar bahwa Mary Jane itu korban human trafficking," katanya di Cilacap, Rabu (29/4).

Aktivis Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI) Iweng Karsiwen bersyukur atas kebijakan pemerintah yang menunda pelaksanaan eksekusi hukuman mati terpidana kasus narkoba asal Filipina Mary Jane Fiesta Veloso.

"Saya bersama teman-teman sangat senang sekali atas keputusan yang sementara ini. Tidak sia-sia di mana kami hampir sebulan ini mengunjungi beberapa gereja, beberapa organisasi, lembaga negara, dan melobi pemerintah untuk menghentikan eksekusi Mary Jane," katanya.

Kendati demikian, dia mengaku belum puas karena masih menunggu berlangsungnya proses hukum kasus di Filipina.

Dalam hal ini, kata dia, bandar narkoba sekaligus pelaku "trafficking" yang merekrut Mary Jane, Maria Christina telah menyerahkan diri bersama kekasihnya, Julius.

"Kalau Christina dan Julius sudah dinyatakan bersalah sebagai pihak yang memiliki barang itu, sudah seharusnya pemerintah Indonesia membebaskan Mary Jane. Itulah yang sedang kita kejar, bagaimana meyakinkan Christina dinyatakan bersalah," katanya.

Menurut dia, Mary Jane adalah korban perdagangan manusia yang dilakukan Christina.

"Mary Jane berangkat dari Manila, Filipina, dijanjikan sebagai pekerja rumah tangga di Malaysia. Dia telah membayar uang perekrutan sebesar 7.000 peso dengan memberikan sepeda motornya dan juga HP (telepon seluler, red) dia," katanya.

Sesampainya di Malaysia, Mary Jane diberitahu Christina jika pekerjaannya belum siap dan dibelikan baju-baju bekas.

Selanjutnya, Mary Jane diminta Christina menunggu pekerjaan tersebut selama tujuh hari di Yogyakarta dan dibelikan koper untuk membawa barang bawaannya.

"Koper tersebut terasa berat sehingga Mary Jane memeriksanya karena curiga. Setelah yakin tidak ada apa-apa, Mary Jane segera berkemas untuk berangkat ke Yogyakarta," katanya.

Akan tetapi, katanya, saat menjalani pemeriksaan di Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Mary Jane ditangkap petugas Bea dan Cukai karena di balik kulit kopernya ditemukan heroin 2,6 kilogram senilai Rp5,5 miliar.

Dalam hal ini, lanjut dia, petugas curiga terhadap koper yang dibawa Mary Jane sehingga minta izin untuk menyobek kulit kopernya.

"Padahal, Mary Jane sama sekali tidak mengetahui jika ada heroin di kopernya. Dia juga tidak tahu siapa yang akan dituju selama di Yogyakarta karena hanya diberi nomor telepon seseorang," katanya.

Pakar hukum dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof Hibnu Nugroho mengatakan jika Mary Jane memang benar-benar korban perdagangan manusia, hal itu harus diuji kebenarannya.

"Pemerintah dalam hal ini pengadilan harus menguji kebenaran bahwa kesaksian itu betul atau tidak, memenuhi unsur kesaksian atau tidak, jadi jangan asal percaya. Kuncinya adalah sejauhmana menguji bahwa Mary Jane hanya sebagai korban," katanya.

Ia mengatakan pemerintah Indonesia bertanggung jawab untuk menguji kebenaran atas kasus perdagangan manusia yang menjadikan Mary Jane sebagai korban, meskipun tempat kejadian perkaranya di negara lain, sedangkan yang narkoba di Indonesia.

Menurut dia, jika kasus perdagangan manusia itu terbukti kebenarannya, bisa dijadikan sebagai novum baru bagi Mary Jane untuk kembali mengajukan PK.

"Tapi lagi-lagi, sejauhmana pengadilan negara melihat keabsahan bukti -bukti tadi. Kita harus berpikir negatif, yang namanya narkoba itu mafianya tinggi sekali sehingga negara harus hati-hati," katanya.

Dengan demikian, Mary Jane belum bisa 100 persen terbebas dari eksekusi atas vonis mati yang dijatuhkan Pengadilan Negeri Sleman pada 2010 karena TKP kasus perdagangan manusia berada di negara lain, sedangkan kasus narkoba terjadi di Indonesia.

Sumber: http://www.antaranews.com/berita/493605/mungkinkah-mary-jane-terbebas-dari-eksekusi-mati

0 komentar :

ID SIRTII: Mayoritas Serangan Siber dari Dalam Negeri

Wihartoyo     Thursday, April 30, 2015     No comments
Pada 2014, ada sekitar 48,4 juta serangan ke Indonesia.

VIVA.co.id - Indonesia ternyata menjadi sasaran empuk dari para penjahat siber. Namun sayang, lebih dari 50 persen serangan yang masuk ke Indonesia justru berasal dari sumber di dalam negeri.

Hal ini diungkap Ketua Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID SIRTII), Rudi Lumanto. Menurut dia, sebanyak 60 persen dari total sumber serangan ke negara ini berasal dari dalam.

"Bisa dibilang, kita menyerang diri sendiri. Data kami menunjukkan jika pada 2014, ada sekitar 48,4 juta serangan ke Indonesia. Sayangnya, lebih dari 60 persen serangan bersumber dari Indonesia," kata Rudi, dalam seminar Virtus Security Day 2015 di Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Kamis 30 April 2015.

Dikatakan Rudi, jenis serangan paling besar berupa "eksploit". Dari insiden yang bisa dimonitor ID SIRTII, sebanyak 1.288 serangan berupa pengubahan tampilan situs (website deface).
Total serangan yang terjadi paling banyak mengarah ke domain .go.id sebanyak 3.288 insiden. Selama setahun, kata Rudi, ada sekitar 12 juta aktivitas perangkat lunak berbahaya (malware) yang terdeteksi terjadi di negara ini.

Kondisi ini, Rudi menjelaskan, bukan berarti serangan dilakukan oleh para peretas Indonesia, melainkan perangkat terinfeksi lah yang melakukan serangan itu.

"Serangan dari tahun ke tahun makin meningkat. Hal ini seiring dengan semakin banyaknya perangkat yang terhubung. Makin banyak pengguna smartphone, tingkat serangan semakin tinggi," ujar Rudi.

Menurut Rudi, ancaman malware yang mengarah ke handset meningkat tajam. Jika untuk serangan ke arah 2 juta PC dibutuhkan waktu sampai 22 tahun. Sementara itu, untuk menginfeksi handset hanya butuh setengah dari waktu tersebut.

"Jumlah PC malware pada 2013, dalam 2 bulan, dari 40 ribu menjadi 123 ribu. Artinya, meningkat lebih dari 3 kali lipat. Akamai Research melaporkan pada awal tahun Indonesia menduduki posisi atas, Top Country Infected Worldwide dengan persentase 26,27 persen mengalahkan negara lainnya," tuturnya.
"Tidak heran jika kita menjadi penyerang negara sendiri, karena banyak perangkat di Tanah Air yang terinfeksi dan melakukan penyerangan," kata dia. (art)

Sumber: http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/620396-id-sirtii--mayoritas-serangan-siber-dari-dalam-negeri

0 komentar :

Tuesday, April 28, 2015

Vonis Hukuman Mati Mary Jane Dianggap Cacat Hukum, Mengapa?

Wihartoyo     Tuesday, April 28, 2015     No comments

Direktur LBH Jakarta Febionesta menyebutkan bahwa vonis hukuman mati pengadilan terhadap kurir narkotika Mary Jane Fiesta Veloso (warga negara Filipina), cacat hukum. Oleh sebab itu, Febionesta menganggap eksekusi mati Jane seharusnya batal demi hukum.

Salah satu kecacatan hukum dilihat dari ada mispersepsi antara hakim pengadilan perkara Jane dengan Jane sendiri. Febionesta mengungkapkan, dalam suatu waktu, hakim pernah bertanya kepada Jane, 'apakah Anda menyesal melakukan perbuatan tindak pidana?' Namun, Jane menjawab 'tidak'.

Febionesta berpendapat, jawaban itu sangat fatal bagi Jane dan menjadi salah satu dasar pertimbangan hakim untuk mengetuk palu eksekusi mati bagi Jane.

"Rupanya, setelah dikroscek, Mary Jane tidak mengerti pertanyaan hakim. Mary Jane taunya itu hakim bertanya, 'Anda bersalah atau tidak?' Tentu orang ditanya begitu, dia bilang, 'tidak' dong," ujar Febionesta saat acara diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (26/4/2015).

Febionesta mengatakan, kesalahan persepsi itu merupakan kesalahan penegak hukum yang tak dapat diterima. Sebab, KUHAP sudah menyatakan, tersangka atau narapidana warga negara asing wajib didampingi oleh kuasa hukum dan penerjemah bahasa asing.

"Mary Jane itu hanya menguasai bahasa Tagalog, sementara bahasa Inggrisnya tidak lancar. Harusnya hadirkan penerjemah dong. Maka tidak aneh jika Mary Jane memberikan keterangan yang memberatkan dirinya," ujar Febionesta.

Febionesta mengatakan, fakta hukum yang terjadi dalam proses dakwaan Jane bukanlah fakta hukum yang sebenarnya. Oleh sebab itu, putusan vonis hukuman mati kepada Jane pun dianggap cacat lantaran diproduksi melalui proses yang cacat pula. Febionesta mendesak Presiden Joko Widodo membatalkan eksekusi mati terhadap Jane.

"Kecacatan proses hukum ini juga terjadi di beberapa terpidana mati. Ini sesuai hasil dari penelitian kami. Oleh sebab itu kami minta semua eksekusi mati dibatalkan," ujar Febionesta.

Kejagung telah merilis 10 terpidana kasus narkoba yang akan segera dieksekusi, yakni Andrew Chan (warga negara Australia), Myuran Sukumaran (Australia), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), dan Zainal Abidin (Indonesia).

Selain itu, Serge Areski Atlaoui (Prancis), Rodrigo Gularte (Brasil), Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), Martin Anderson alias Belo (Ghana), Okwudili Oyatanze (Nigeria), dan Mary Jane Fiesta Veloso (Filipina). Belum diketahui pasti waktu eksekusi mati mereka.

Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2015/04/26/17502391/Vonis.Hukuman.Mati.Mary.Jane.Dianggap.Cacat.Hukum.Mengapa.

0 komentar :

Friday, April 24, 2015

Sengketa Istilah "Genosida" Etnis Armenia Makin Panas

Wihartoyo     Friday, April 24, 2015     No comments
Sengketa penggunaan istilah "genosida" terhadap warga Armenia saat Perang Dunia I 100 tahun lalu kini makin meruncing. Sejumlah negara Eropa menyatakan terjadi genosida, Turki menentang keras istilah itu.

Sengketa makin panas. Penggunaan istilah "genosida" terhadap warga Armenia dari perang di zaman Kekaisaran Usmaniyah 100 tahun lalu kini memicu krisis diplomatik antara Turki dan sejumlah negara Eropa. Turki sejauh ini tetap menentang keras penggunaan istilah itu.
Paus Fransiskus beberapa hari lalu bahkan menyatakan, peristiwa yang menyebabkan tewasnya antara 300.000 hingga 1,5 juta warga Armenia pada tahun 1915 itu sebagai genosida pertama di abad ke 20. Di Eropa beberapa negara diantaranya Swiss, Austria dan Perancis, sudah menyebut resmi peristiwa itu sebagai pembunuhan massal. Hal itu memicu ketegangan diplomatik dengan Turki, yang sudah menarik beberapa dutabesarnya dari negara bersangkutan.
Namun Presiden Amerika Serikat Barack Obama, dengan memandang Turki sebagai mitra NATO terpenting di kawasan, menyatakan lewat stafnya, tidak akan menggunakan istilah genosida. Namun Gedung Putih mengimbau Turki untuk mengakui fakta sejarah itu. Sejauh ini Jerman juga belum secara resmi menyebutnya genosida.

Fakta sejarah
Peristiwa yang terjadi di bekas Kekaisaran Usmaniyah pada saat Perang Dunia I tahun 1915 itu amat rumit dan melibatkan sejumlah aktor yang kini mengukuhi pendapatnya sendiri. Dalam perang yang melibatkan banyak pihak itu, terlihat bahwa Kekaisaran Usmaniyah dipastikan akan runtuh. Sekitar 100.000 serdadu Usmaniyah, kebanyakan entis Turki, tewas dalam perang melawan tentara Rusia di Sarikamis.

Etnis Turki menuding etnis Armenia sebagai penyebab kekalahan. Kebanyakan etnis Armenia yang beragama Kristen saat Perang Dunia I mendukung pihak Rusia, dengan harapan bisa merdeka dan mendirikan negara sendiri. Saat itu seluruh wilayah Armenia masih tercakup ke dalam Kekaisaran Usmaniyah. Etnis ini oleh Kesultanan Usmaniyah dibebaskan menganut agamanya dan menjalankan tradisinya.
Sebagai tindakan balasan, seluruh serdadu etnis Armenia dalam ketentaraan Usmaniyah dilucuti senjatanya dan banyak yang dihukum mati. Sebagai reaksinya, etnis Armenis melakukan pembangkangan dan juga pembunuhan terhadap warga Muslim tak bersenjata. Sebagai dampaknya dilakukan razia terhadap elit warga Armenia dan diberlakukannya undang-undang deportasi yang ditaksir menewaskan 1,5 juta etnis Armenia.

Kini sengketa istilah genosida mencuat lagi. Jerman yang saat Perang Dunia I diwakili Kekaisaran Ketiga adalah pendukung utama Kesultanan Usmaniyah. Saat berkecamuk perang, Kekaisaran Jerman mengirim senjata, pakar militer dan membangun jalur kereta ke Bagdad. Sebelumnya Jerman tidak pernah menyebut peristiwa itu sebagai genosida. Namun bertepatan 100 tahun deportsai etnis Armenia, Jumat (24/04/15), Parlemen Jerman akan membahas istilah genosida itu dalam sidangnya.

Peringatan 100 tahun deportasi dan "genosida itu" akan dihadiri sejumlah kepala negara Eropa. Armenia sudah membahas masalah peristiwa "genosida" tersebut dengan Ankara sejak 2009 namun macet di tingkat parlemen. Pemerintah Turki juga sidah mengakui di zaman kesultanan Usmaniyah dilakukan pembunuhan serdadu dan deportasi etnis Armenia, tapi itu bukan genosida.
as/yf(dpa,dw,rtr, afp)
Sumber: http://www.dw.de/sengketa-istilah-genosida-etnis-armenia-makin-panas/a-18402810

0 komentar :

Thursday, April 23, 2015

Buron 40 Tahun Serahkan Diri agar Bisa Dirawat

Wihartoyo     Thursday, April 23, 2015     No comments
KOMPAS.com - Setelah selama puluhan tahun dalam pelarian, seorang buron di Kentucky menyerahkan diri kepada pihak berwenang agar bisa mendapatkan perawatan medis.

Clarence Moore, 66 tahun, menelepon polisi pekan ini untuk menyerah, setelah sia-sia berjuang untuk mendapatkan perawatan medis tanpa identitas yang sah atau nomor jaminan sosial.

Moore dihukum karena perampokan di North Carolina tahun 1967. Ia berkali-kali berupaya melarikan diri dari penjara sebelum akhirnya menghilang tahun 1976 dan mulai hidup dalam pelarian.

Ia menangis ketika akhirnya ia ditangkap, kata polisi. "Begitu ia melihat kami, ia langsung menangis," kata Franklin County, Sheriff Pat Melton.

Moore sudah menetap di Kentucky sejak 2009, dan kesehatannya meburuk terkait dengan serangan stroke yang membuatnya sulit berbicara.

Wanita yang tinggal bersama Moore tidak mengetahui latar belakangnya. "Dia hanya tercengang ketika semua hal ini terjadi," kata sheriff

Moore dijemput dari rumahnya dengan ambulans pada hari Senin. Ia diperiksa di rumah sakit setempat dan kemudian dibawa ke penjara. Ketika ia tiba di penjara pada hari Senin, Moore berterima kasih pada kebaikan sheriff.

0 komentar :

Tuesday, April 21, 2015

RA Kartini dan Kyai Sholeh Darat, Sejarah Bangsa yang Digelapkan Orientalis Belanda

Wihartoyo     Tuesday, April 21, 2015     No comments
“Selama ini Al-Fatihah gelap bagi saya. Saya tak mengerti sedikitpun maknanya. Tetapi sejak hari ini ia menjadi terang-benderang sampai kepada makna tersiratnya, sebab Romo Kyai telah menerangkannya dalam bahasa Jawa yang saya pahami.”.

Salah satu murid Mbah Kyai Sholeh Darat yang terkenal, tetapi bukan dari kalangan ulama adalah Raden Ajeng Kartini. Karena RA Kartini inilah Mbah Sholeh Darat menjadi pelopor penerjemahan Al-Qur’an ke Bahasa Jawa. Menurut catatan cucu Kyai Sholeh Darat (Hj. Fadhilah Sholeh), RA Kartini pernah punya pengalaman tidak menyenangkan saat mempelajari Islam. Guru ngajinya memarahinya karena dia bertanya tentang arti sebuah ayat Qur’an.

Biografi RA Kartini
Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hinggaHamengkubuwana VI. Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.

Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.

Surat RA. Kartini
Dalam suratnya kepada Stella Zihandelaar bertanggal 6 November 1899, RA Kartini menulis;

Mengenai agamaku, Islam, aku harus menceritakan apa? Islam melarang umatnya mendiskusikan ajaran agamanya dengan umat lain. Lagi pula, aku beragama Islam karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, jika aku tidak mengerti dan tidak boleh memahaminya?

Alquran terlalu suci; tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apa pun, agar bisa dipahami setiap Muslim. Di sini tidak ada orang yang mengerti Bahasa Arab. Di sini, orang belajar Alquran tapi tidak memahami apa yang dibaca.

Aku pikir, adalah gila orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibaca. Itu sama halnya engkau menyuruh aku menghafal Bahasa Inggris, tapi tidak memberi artinya.

Aku pikir, tidak jadi orang soleh pun tidak apa-apa asalkan jadi orang baik hati. Bukankah begitu Stella?

RA Kartini melanjutkan curhat-nya, tapi kali ini dalam surat bertanggal 15 Agustus 1902 yang dikirim ke Ny Abendanon.

Dan waktu itu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang tidak tahu apa perlu dan manfaatnya. Aku tidak mau lagi membaca Alquran, belajar menghafal perumpamaan-perumpamaan dengan bahasa asing yang tidak aku mengerti artinya.

Jangan-jangan, guruku pun tidak mengerti artinya. Katakanlah kepada aku apa artinya, nanti aku akan mempelajari apa saja. Aku berdosa. Kita ini teralu suci, sehingga kami tidak boleh mengerti apa artinya.

RA. Kartini Bertemu Kyai Sholeh Darat
Kalau membaca surat surat Kartini yang diterbitkan oleh Abendanon dari Belanda, terkesan Raden Ajeng Kartini sudah jadi sekuler dan penganut feminisme. Namun kisah berikut ini semoga bisa memberi informasi baru mengenai apresiasi Kartini pada Islam dan Ilmu Tasawuf.

Mengapa? Karena dalam surat surat RA Kartini yang notabene sudah diedit dan dalam pengawasan Abendanon yang notabene merupakan aparat pemerintah kolonial Belanda plus Orientalis itu, dalam surat surat Kartini beliu sama sekali tidak menceritakan pertemuannya dengan Kyai Sholeh bin Umar dari Darat, Semarang — lebih dikenal dengan sebutan Kyai Sholeh Darat. Alhamdullilah, Ibu Fadhila Sholeh, cucu Kyai Sholeh Darat, tergerak menuliskan kisah ini.

Takdir, menurut Ny Fadihila Sholeh, mempertemukan Kartini dengan Kyai Sholel Darat. Pertemuan terjadi dalam acara pengajian di rumah Bupati Demak Pangeran Ario Hadiningrat, yang juga pamannya.

Kemudian ketika berkunjung ke rumah pamannya, seorang Bupati Demak, RA Kartini menyempatkan diri mengikuti pengajian yang diberikan oleh Mbah Sholeh Darat. Saat itu beliau sedang mengajarkan tafsir Surat al-Fatihah. RA Kartini menjadi amat tertarik dengan Mbah Sholeh Darat.

Kyai Sholeh Darat memberikan ceramah tentang tafsir Al-Fatihah. Kartini tertegun. Sepanjang pengajian, Kartini seakan tak sempat memalingkan mata dari sosok Kyai Sholeh Darat, dan telinganya menangkap kata demi kata yang disampaikan sang penceramah.

Ini bisa dipahami karena selama ini Kartini hanya tahu membaca Al Fatihah, tanpa pernah tahu makna ayat-ayat itu.

Setelah pengajian, Kartini mendesak pamannya untuk menemaninya menemui Kyai Sholeh Darat. Sang paman tak bisa mengelak, karena Kartini merengek-rengek seperti anak kecil. Berikut dialog Kartini-Kyai Sholeh.

“Kyai, perkenankan saya bertanya bagaimana hukumnya apabila seorang berilmu menyembunyikan ilmunya?” Kartini membuka dialog.

Kyai Sholeh tertegun, tapi tak lama. “Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?” Kyai Sholeh balik bertanya.

“Kyai, selama hidupku baru kali ini aku berkesempatan memahami makna surat Al Fatihah, surat pertama dan induk Al Quran. Isinya begitu indah, menggetarkan sanubariku,” ujar Kartini.

Kyai Sholeh tertegun. Sang guru seolah tak punya kata untuk menyela. Kartini melanjutkan; “Bukan buatan rasa syukur hati ini kepada Allah. Namun, aku heran mengapa selama ini para ulama melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al Quran ke dalam Bahasa Jawa. Bukankah Al Quran adalah bimbingan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?”

Dialog berhenti sampai di situ. Ny Fadhila menulis Kyai Sholeh tak bisa berkata apa-apa kecuali subhanallah. Kartini telah menggugah kesadaran Kyai Sholeh untuk melakukan pekerjaan besar; menerjemahkan Alquran ke dalam Bahasa Jawa.

Habis Gelap Terbitlah Terang
Dalam pertemuan itu RA Kartini meminta agar Qur’an diterjemahkan karena menurutnya tidak ada gunanya membaca kitab suci yang tidak diketahui artinya. Tetapi pada waktu itu penjajah Belanda secara resmi melarang orang menerjemahkan al-Qur’an. Mbah Sholeh Darat melanggar larangan ini, Beliau menerjemahkan Qur’an dengan ditulis dalam huruf “arab gundul” (pegon) sehingga tak dicurigai penjajah.

Kitab tafsir dan terjemahan Qur’an ini diberi nama Kitab Faidhur-Rohman, tafsir pertama di Nusantara dalam bahasa Jawa dengan aksara Arab. Kitab ini pula yang dihadiahkannya kepada R.A. Kartini pada saat dia menikah dengan R.M. Joyodiningrat, seorang Bupati Rembang. Kartini amat menyukai hadiah itu dan mengatakan:

“Selama ini Al-Fatihah gelap bagi saya. Saya tak mengerti sedikitpun maknanya. Tetapi sejak hari ini ia menjadi terang-benderang sampai kepada makna tersiratnya, sebab Romo Kyai telah menerangkannya dalam bahasa Jawa yang saya pahami.”

{inilah dasar dari buku “Habis gelap terbitlah terang” bukan dari sekumpulan surat menyurat beliau,.. sejarah telah di simpangkan, (penulis red)}.

Melalui terjemahan Mbah Sholeh Darat itulah RA Kartini menemukan ayat yang amat menyentuh nuraninya yaitu:

Orang-orang beriman dibimbing Alloh dari gelap menuju cahaya (Q.S. al-Baqoroh: 257).

Dalam banyak suratnya kepada Abendanon, Kartini banyak mengulang kata “Dari gelap menuju cahaya” yang ditulisnya dalam bahasa Belanda: “Door Duisternis Toot Licht.” Oleh Armijn Pane ungkapan ini diterjemahkan menjadi “Habis Gelap Terbitlah Terang,” yang menjadi judul untuk buku kumpulan surat-menyuratnya.

Surat yang diterjemahkan Kyai Sholeh adalah Al Fatihah sampai Surat Ibrahim. Kartini mempelajarinya secara serius, hampir di setiap waktu luangnya. Namun sayangnya penerjemahan Kitab Faidhur-Rohman ini tidak selesai karena Mbah Kyai Sholeh Darat keburu wafat.

Kyai Sholeh membawa Kartini ke perjalanan transformasi spiritual. Pandangan Kartini tentang Barat (baca: Eropa) berubah. Perhatikan surat Kartini bertanggal 27 Oktober 1902 kepada Ny Abendanon.

Sudah lewat masanya, semula kami mengira masyarakat Eropa itu benar-benar yang terbaik, tiada tara. Maafkan kami. Apakah ibu menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di balik yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal yang sama sekali tidak patut disebut peradaban.

Tidak sekali-kali kami hendak menjadikan murid-murid kami sebagai orang setengah Eropa, atau orang Jawa kebarat-baratan.

Dalam suratnya kepada Ny Van Kol, tanggal 21 Juli 1902, Kartini juga menulis;

Saya bertekad dan berupaya memperbaiki citra Islam, yang selama ini kerap menjadi sasaran fitnah. Semoga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat agama lain memandang Islam sebagai agama disukai.

Lalu dalam surat ke Ny Abendanon, bertanggal 1 Agustus 1903, Kartini menulis;

Ingin benar saya menggunakan gelar tertinggi, yaitu Hamba Allah.

(Berbagai sumber)

sumber: sarkub.com

0 komentar :

Mitos Kartini dan Rekayasa Sejarah

Wihartoyo     Tuesday, April 21, 2015     No comments
Ada yang menarik pada Jurnal Islamia (INSISTS-Republika) edisi 9 April 2009 lalu. Dari empat halaman jurnal berbentuk koran yang membahas tema utama tentang Kesetaraan Gender, ada tulisan sejarawan Persis Tiar Anwar Bahtiar tentang Kartini. Judulnya: “Mengapa Harus Kartini?”
Sejarawan yang menamatkan magister bidang sejarah di Universitas Indonesia ini mempertanyakan: Mengapa Harus Kartini? Mengapa setiap 21 April bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan dan diteladani dibandingkan Kartini?

Menyongsong tanggal 21 April 2009 kali ini, sangatlah relevan untuk membaca dan merenungkan artikel yang ditulis oleh Tiar Anwar Bahtiar tersebut. Tentu saja, pertanyaan bernada gugatan seperti itu bukan pertama kali dilontarkan sejarawan. Pada tahun 1970-an, di saat kuat-kuatnya pemerintahan Orde Baru, guru besar Universitas Indonesia, Prof. Dr. Harsja W. Bachtiar pernah menggugat masalah ini. Ia mengkritik ‘pengkultusan’ R.A. Kartini sebagai pahlawan nasional Indonesia.

Dalam buku Satu Abad Kartini (1879-1979), (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1990, cetakan ke-4), Harsja W. Bahtiar menulis sebuah artikel berjudul “Kartini dan Peranan Wanita dalam Masyarakat Kita”. Tulisan ini bernada gugatan terhadap penokohan Kartini. “Kita mengambil alih Kartini sebagai lambang emansipasi wanita di Indonesia dari orang-orang Belanda. Kita tidak mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yang mengembangkannya lebih lanjut,” tulis Harsja W. Bachtiar, yang menamatkan doktor sosiologinya di Harvard University.

Harsja juga menggugat dengan halus, mengapa harus Kartini yang dijadikan sebagai simbol kemajuan wanita Indonesia. Ia menunjuk dua sosok wanita yang hebat dalam sejarah Indonesia. Pertama, Sultanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan Berdaulat dari Aceh dan kedua, Siti Aisyah We Tenriolle dari Sulawesi Selatan. Anehnya, tulis Harsja, dua wanita itu tidak masuk dalam buku Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1978), terbitan resmi Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Tentu saja Kartini masuk dalam buku tersebut.

Padahal, papar Harsja, kehebatan dua wanita itu sangat luar biasa. Sultanah Safiatudin dikenal sebagai sosok yang sangat pintar dan aktif mengembangkan ilmu pengatetahuan. Selain bahasa Aceh dan Melayu, dia menguasai bahasa Arab, Persia, Spanyol dan Urdu. Di masa pemerintahannya, ilmu dan kesusastraan berkembang pesat. Ketika itulah lahir karya-karya besar dari Nuruddin ar-Raniry, Hamzah Fansuri, dan Abdur Rauf. Ia juga berhasil menampik usaha-usaha Belanda untuk menempatkan diri di daerah Aceh. VOC pun tidak berhasil memperoleh monopoli atas perdagangan timah dan komoditi lainnya. Sultanah memerintah Aceh cukup lama, yaitu 1644-1675. Ia dikenal sangat memajukan pendidikan, baik untuk pria maupun untuk wanita.

Tokoh wanita kedua yang disebut Harsja Bachriar adalah Siti Aisyah We Tenriolle. Wanita ini bukan hanya dikenal ahli dalam pemerintahan, tetapi juga mahir dalam kesusastraan. B.F. Matthes, orang Belanda yang ahli sejarah Sulawesi Selatan, mengaku mendapat manfaat besar dari sebuah epos La-Galigo, yang mencakup lebih dari 7.000 halaman folio. Ikhtisar epos besar itu dibuat sendiri oleh We Tenriolle. Pada tahun 1908, wanita ini mendirikan sekolah pertama di Tanette, tempat pendidikan modern pertama yang dibuka baik untuk anak-anak pria maupun untuk wanita.

Penelusuran Prof. Harsja W. Bachtiar terhadap penokohan Kartini akhirnya menemukan kenyataan, bahwa Kartini memang dipilih oleh orang Belanda untuk ditampilkan ke depan sebagai pendekar kemajuan wanita pribumi di Indonesia. Mula-mula Kartini bergaul dengan Asisten-Residen Ovink suami istri. Adalah Cristiaan Snouck Hurgronje, penasehat pemerintah Hindia Belanda, yang mendorong J.H. Abendanon, Direktur Departemen Pendidikan, Agama dan Kerajinan, agar memberikan perhatian pada Kartini tiga bersaudara.
Harsja menulis tentang kisah ini: “Abendanon mengunjungi mereka dan kemudian menjadi semacam sponsor bagi Kartini. Kartini berkenalan dengan Hilda de Booy-Boissevain, istri ajudan Gubernur Jendral, pada suatu resepsi di Istana Bogor, suatu pertemuan yang sangat mengesankan kedua belah pihak.”
Ringkasnya, Kartini kemudian berkenalan dengan Estella Zeehandelaar, seorang wanita aktivis gerakan Sociaal Democratische Arbeiderspartij (SDAP). Wanita Belanda ini kemudian mengenalkan Kartini pada berbagai ide modern, terutama mengenai perjuangan wanita dan sosialisme. Tokoh sosialisme H.H. van Kol dan penganjur “Haluan Etika” C.Th. van Deventer adalah orang-orang yang menampilkan Kartini sebagai pendekar wanita Indonesia.

Lebih dari enam tahun setelah Kartini wafat pada umur 25 tahun, pada tahun 1911, Abendanon menerbitkan kumpulan surat-surat Kartini dengan judul Door Duisternis tot Lich. Kemudian terbit juga edisi bahasa Inggrisnya dengan judul Letters of a Javaness Princess. Beberapa tahun kemudian, terbit terjemahan dalam bahasa Indonesia dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran (1922).
Dua tahun setelah penerbitan buku Kartini, Hilda de Booy-Boissevain mengadakan prakarsa pengumpulan dana yang memungkinkan pembiayaan sejumlah sekolah di Jawa Tengah. Tanggal 27 Juni 1913, didirikan Komite Kartini Fonds, yang diketuai C.Th. van Deventer. Usaha pengumpulan dana ini lebih memperkenalkan nama Kartini, serta ide-idenya pada orang-orang di Belanda. Harsja Bachtriar kemudian mencatat: “Orang-orang Indonesia di luar lingkungan terbatas Kartini sendiri, dalam masa kehidupan Kartini hampir tidak mengenal Kartini dan mungkin tidak akan mengenal Kartini bilamana orang-orang Belanda ini tidak menampilkan Kartini ke depan dalam tulisan-tulisan, percakapan-percakapan maupun tindakan-tindakan mereka.”
Karena itulah, simpul guru besar UI tersebut: “Kita mengambil alih Kartini sebagai lambang emansipasi wanita di Indonesia dari orang-orang Belanda. Kita tidak mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yang mengembangkannya lebih lanjut.”
Harsja mengimbau agar informasi tentang wanita-wanita Indonesia yang hebat-hebat dibuka seluas-luasnya, sehingga menjadi pengetahuan suri tauladan banyak orang. Ia secara halus berusaha meruntuhkan mitos Kartini: “Dan, bilamana ternyata bahwa dalam berbagai hal wanita-wanita ini lebih mulia, lebih berjasa daripada R.A. Kartini, kita harus berbangga bahwa wanita-wanita kita lebih hebat daripada dikira sebelumnya, tanpa memperkecil penghargaan kita pada RA Kartini.”

Dalam artikelnya di Jurnal Islamia (INSISTS-Republika, 9/4/2009), Tiar Anwar Bahtiar juga menyebut sejumlah sosok wanita yang sangat layak dimunculkan, seperti Dewi Sartika di Bandung dan Rohana Kudus di Padang (kemudian pindah ke Medan). Dua wanita ini pikiran-pikirannya memang tidak sengaja dipublikasikan. Tapi yang mereka lakukan lebih dari yang dilakukan Kartini. Berikut ini paparan tentang dua sosok wanita itu, sebagaimana dikutip dari artikel Tiar Bahtiar.

Dewi Sartika (1884-1947) bukan hanya berwacana tentang pendidikan kaum wanita. Ia bahkan berhasil mendirikan sekolah yang belakangan dinamakan Sakola Kautamaan Istri (1910) yang berdiri di berbagai tempat di Bandung dan luar Bandung. Rohana Kudus (1884-1972) melakukan hal yang sama di kampung halamannya. Selain mendirikan Sekolah Kerajinan Amal Setia (1911) dan Rohana School (1916), Rohana Kudus bahkan menjadi jurnalis sejak di Koto Gadang sampai saat ia mengungsi ke Medan. Ia tercatat sebagai jurnalis wanita pertama di negeri ini.

Kalau Kartini hanya menyampaikan ide-idenya dalam surat, mereka sudah lebih jauh melangkah: mewujudkan ide-ide dalam tindakan nyata. Jika Kartini dikenalkan oleh Abendanon yang berinisiatif menerbitkan surat-suratnya, Rohana menyebarkan idenya secara langsung melalui koran-koran yang ia terbitkan sendiri sejak dari Sunting Melayu (Koto Gadang, 1912), Wanita Bergerak (Padang), Radio (padang), hingga Cahaya Sumatera (Medan).

Bahkan kalau melirik kisah-kisah Cut Nyak Dien, Tengku Fakinah, Cut Mutia, Pecut Baren, Pocut Meurah Intan, dan Cutpo Fatimah dari Aceh, klaim-klaim keterbelakangan kaum wanita di negeri pada masa Kartini hidup ini harus segera digugurkan. Mereka adalah wanita-wanita hebat yang turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Aceh dari serangan Belanda. Tengku Fakinah, selain ikut berperang juga adalah seorang ulama-wanita. Di Aceh, kisah wanita ikut berperang atau menjadi pemimpin pasukan perang bukan sesuatu yang aneh. Bahkan jauh-jauh hari sebelum era Cut Nyak Dien dan sebelum Belanda datang ke Indonesia, Kerajaan Aceh sudah memiliki Panglima Angkatan Laut wanita pertama, yakni Malahayati.

Jadi, ada baiknya bangsa Indonesia bisa berpikir lebih jernih: Mengapa Kartini? Mengapa bukan Rohana Kudus? Mengapa bukan Cut Nyak Dien? Mengapa Abendanon memilih Kartini? Dan mengapa kemudian bangsa Indonesia juga mengikuti kebijakan itu? Cut Nyak Dien tidak pernah mau tunduk kepada Belanda. Ia tidak pernah menyerah dan berhenti menentang penjajahan Belanda atas negeri ini.
Meskipun aktif berkiprah di tengah masyarakat, Rohana Kudus juga memiliki visi keislaman yang tegas. “Perputaran zaman tidak akan pernah membuat wanita menyamai laki-laki. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan dan kewajibannya. Yang harus berubah adalah wanita harus mendapat pendidikan dan perlakukan yang lebih baik. Wanita harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan,” begitu kata Rohana Kudus.
Seperti diungkapkan oleh Prof. Harsja W. Bachtiar dan Tiar Anwar Bahtiar, penokohan Kartini tidak terlepas dari peran Belanda. Harsja W. Bachtiar bahkan menyinggung nama Snouck Hurgronje dalam rangkaian penokohan Kartini oleh Abendanon. Padahal, Snouck adalah seorang orientalis Belanda yang memiliki kebijakan sistematis untuk meminggirkan Islam dari bumi Nusantara. Pakar sejarah Melayu, Prof. Naquib al-Attas sudah lama mengingatkan adanya upaya yang sistematis dari orientalis Belanda untuk memperkecil peran Islam dalam sejarah Kepulauan Nusantara.

Dalam bukunya, Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu ((Bandung: Mizan, 1990, cet. Ke-4), Prof. Naquib al-Attas menulis tentang masalah ini:
“Kecenderungan ke arah memperkecil peranan Islam dalam sejarah Kepulauan ini, sudah nyata pula, misalnya dalam tulisan-tulisan Snouck Hurgronje pada akhir abad yang lalu. Kemudian hampir semua sarjana-sarjana yang menulis selepas Hurgronje telah terpengaruh kesan pemikirannya yang meluas dan mendalam di kalangan mereka, sehingga tidak mengherankan sekiranya pengaruh itu masih berlaku sampai dewasa ini.”
Apa hubungan Kartini dengan Snouck Hurgronje? Dalam sejumlah suratnya kepada Ny. Abendanon, Kartini memang beberapa kali menyebut nama Snouck. Tampaknya, Kartini memandang orientalis-kolonialis Balanda itu sebagai orang hebat yang sangat pakar dalam soal Islam. Dalam suratnya kepada Ny. Abendanon tertanggal 18 Februari 1902, Kartini menulis:
”Salam, Bidadariku yang manis dan baik!… Masih ada lagi suatu permintaan penting yang hendak saya ajukan kepada Nyonya. Apabila Nyonya bertemu dengan teman Nyonya Dr. Snouck Hurgronje, sudikah Nyonya bertanya kepada beliau tentang hal berikut: ”Apakah dalam agama Islam juga ada hukum akil balig seperti yang terdapat dalam undang-undang bangsa Barat?” Ataukah sebaiknya saya memberanikan diri langsung bertanya kepada beliau? Saya ingin sekali mengetahui sesuatu tentang hak dan kewajiban perempuan Islam serta anak perempuannya.” (Lihat, buku Kartini: Surat-surat kepada Ny. R.M. Abendanon-Mandri dan Suaminya, (penerjemah: Sulastin Sutrisno), (Jakarta: Penerbit Djambatan, 2000), hal. 234-235).
Melalui bukunya, Snouck Hurgronje en Islam (Diindonesiakan oleh Girimukti Pusaka, dengan judul Snouck Hurgronje dan Islam, tahun 1989), P.SJ. Van Koningsveld memaparkan sosok dan kiprah Snouck Hurgronje dalam upaya membantu penjajah Belanda untuk ’menaklukkan Islam’. Mengikuti jejak orientalis Yahudi, Ignaz Goldziher, yang menjadi murid para Syaikh al-Azhar Kairo, Snouck sampai merasa perlu untuk menyatakan diri sebagai seorang muslim (1885) dan mengganti nama menjadi Abdul Ghaffar. Dengan itu dia bisa diterima menjadi murid para ulama Mekkah. Posisi dan pengalaman ini nantinya memudahkan langkah Snouck dalam menembus daerah-daerah Muslim di berbagai wilayah di Indonesia.

Menurut Van Koningsveld, pemerintah kolonial mengerti benar sepak terjang Snouck dalam ’penyamarannya’ sebagai Muslim. Snouck dianggap oleh banyak kaum Muslim di Nusantara ini sebagai ’ulama’. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai ”Mufti Hindia Belanda’. Juga ada yang memanggilnya ”Syaikhul Islam Jawa”. Padahal, Snouck sendiri menulis tentang Islam: ”Sesungguhnya agama ini meskipun cocok untuk membiasakan ketertiban kepada orang-orang biadab, tetapi tidak dapat berdamai dengan peradaban modern, kecuali dengan suatu perubahan radikal, namun tidak sesuatu pun memberi kita hak untuk mengharapkannya.” (hal. 116).
Snouck Hurgronje (lahir: 1857) adalah adviseur pada Kantoor voor Inlandsche zaken pada periode 1899-1906. Kantor inilah yang bertugas memberikan nasehat kepada pemerintah kolonial dalam masalah pribumi. Dalam bukunya, Politik Islam Hindia Belanda, (Jakarta: LP3ES, 1985), Dr. Aqib Suminto mengupas panjang lebar pemikiran dan nasehat-nasehat Snouck Hurgronje kepada pemerintah kolonial Belanda. Salah satu strateginya, adalah melakukan ‘pembaratan’ kaum elite pribumi melalui dunia pendidikan, sehingga mereka jauh dari Islam. Menurut Snouck, lapisan pribumi yang berkebudayaan lebih tinggi relatif jauh dari pengaruh Islam. Sedangkan pengaruh Barat yang mereka miliki akan mempermudah mempertemukannya dengan pemerintahan Eropa. Snouck optimis, rakyat banyak akan mengikuti jejak pemimpin tradisional mereka. Menurutnya, Islam Indonesia akan mengalami kekalahan akhir melalui asosiasi pemeluk agama ini ke dalam kebudayaan Belanda. Dalam perlombaan bersaing melawan Islam bisa dipastikan bahwa asosiasi kebudayaan yang ditopang oleh pendidikan Barat akan keluar sebagai pemenangnya. Apalagi, jika didukung oleh kristenisasi dan pemanfaatan adat. (hal. 43).

Aqib Suminto mengupas beberapa strategi Snouck Hurgronje dalam menaklukkan Islam di Indonesia: “Terhadap daerah yang Islamnya kuat semacam Aceh misalnya, Snouck Hurgronje tidak merestui dilancarkan kristenisasi. Untuk menghadapi Islam ia cenderung memilih jalan halus, yaitu dengan menyalurkan semangat mereka kearah yang menjauhi agamanya (Islam) melalui asosiasi kebudayaan.” (hal. 24).
Itulah strategi dan taktik penjajah untuk menaklukkan Islam. Kita melihat, strategi dan taktik itu pula yang sekarang masih banyak digunakan untuk ‘menaklukkan’ Islam. Bahkan, jika kita cermati, strategi itu kini semakin canggih dilakukan. Kader-kader Snouck dari kalangan ‘pribumi Muslim’ sudah berjubel. Biasanya, berawal dari perasaan ‘minder’ sebagai Muslim dan silau dengan peradaban Barat, banyak ‘anak didik Snouck’ – langsung atau pun tidak – yang sibuk menyeret Islam ke bawah orbit peradaban Barat. Tentu, sangat ironis, jika ada yang tidak sadar, bahwa yang mereka lakukan adalah merusak Islam, dan pada saat yang sama tetap merasa telah berbuat kebaikan. [Depok, 20 April 2009/www.hidayatullah.com]
Catatan Akhir Pekan [CAP] adalah hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan www.hidayatullah.com

Sumber: http://insistnet.com/mitos-kartini-dan-rekayasa-sejarah/

0 komentar :

Friday, April 17, 2015

Pria Rentan Kanker Hati ?

Wihartoyo     Friday, April 17, 2015     No comments
INFO SEHAT - Organ hati adalah kelenjar terbesar sekaligus merupakan organ terbesar kedua dalam tubuh manusia. Tidak sembarangan, organ ini memiliki fungsi yang amat penting; di antaranya fungsi primer untuk menyaring dan memproses darah, serta memainkan peranan penting pada metabolisme, juga pembersihan toksin dalam tubuh. Hati pun amat rentan terkena penyakit, salah satunya yang menjadi ketakutan banyak orang adalah penyakit kanker hati.


Menurut data Globocan (IARC) 2008-2012, kanker hati merupakan penyebab kematian kedua terbesar di Asia Pasifik, dan ketiga terbesar di dunia. Terdapat 632.000 kejadian kanker hati per tahunnya di seluruh dunia, dengan 85persen diantaranya terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Lebih dari 13.000 kasus Kanker Hati di Indonesia, angka kematiannya mencapai 12.825. Data tersebut juga seiring dengan penderita Hepatitis B dan C di Indonesia yang mencapai 30 juta jiwa.


Dr. Irsan Hasan, Sp.PD-KGEH Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi-Hepatologi dari RS Premier Jatinegara pun mengakui bahwa jumlah penderita Hepatitis B dan Kanker Hati itu berbanding lurus. "Negara bahkan wilayah yang angka Hepatitis B-nya tinggi, secara bersamaan, angka kanker hatinya juga tinggi. Data menyebutkan 1 dari 10 orang mengidap Hepatitis B, dan sepertiganya dari itu adalah penderita kanker hati. Kebanyakan penderita bahkan terlambat terdeteksi, sehingga mereka baru mengerti mengidap kanker hati saat sudah stadium lanjut," paparnya.


Kanker hati ini juga ternyata lebih rentan terjadi pada pria. "Namun sampai saat ini masih dilakukan penelitian apa yang menyebabkan pria lebih berisiko daripada wanita. diduga bahwa wanita memiliki hormon yang dapat melindungi dirinya dari kanker hati." jelas dr. Irsan.


Bukan hanya jenis kelamin, faktor genetik, virus hepatitis, perlemakan hati merupakan faktor yang sangat kuat bagi seseorang untuk menjadi rentan terkena penyakit ini.


Menilik gejala, kanker hati ternyata memiliki gejala yang tidak spesifik. Banyak orang awam yang kurang peduli atau tidak menyadari gejala penyakit ini. Bahkan, penderita mengira hanya menderita maag atau liver saja.


“Ini yang menyebabkan penderita terlambat mengetahui dirinya mengidap kanker hati. Mereka datang ke Tim Medis dalam kondisi yang sudah buruk seperti mata yang sudah menguning dan nyeri yang hebat di daerah perut. Jika sudah dalam kondisi ini, tidak ada tindakan berarti yang bisa kita berikan. Karenanya amat penting untuk memeriksakan secara dini, agar kualitas hidup penderita semakin tinggi,” imbuh dr. Irsan.


Ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai. Pertama rasa capek atau lelah yang diikuti dengan penurunan fungsi hati. Kedua mual dan muntah yang sering diartikan penderita sebagai gejala masuk angin. Ketiga penurunan berat badan drastisKeempat, sakit perut yang juga disebabkan karena pembengkakan dan pembesaran hati. Masalah sakit perut biasanya muncul setelah kanker menjadi besar. Keempat kulit dan mata yang berwarna kuning serta urine berwarna gelap seperti air teh. Kulit dan mata berwarna kuning sebagai sebuah penanda bahwa hati sedang bermasalah. Fungsi hati yang bermasalah menyebabkan produksi bilirubin meningkat dan mempengaruhi warna kulit serta mata. Kelima, Ascitis atau cairan yang berkumpul di perut. Ini adalah salah satu gejala awal kanker hati. Perut yang terasa mual dan kembung dapat disertai dengan pembengkakan hati.


Untuk mewaspadai hal itu, sada beberapa pencegahan yang bisa dilakukan. Seperti vaksinasi dan screening Hepatitis B. Bisa pula dengan check up fungsi hati dan virus melalui tes darah. Untuk deteksi dini kanker hati dapat dilakukan dengan pemeriksaan USG. "Sudah saatnya masyarakat peduli dengan penyakit ini, apalagi mereka yang berisiko tinggi. Semakin dini diketahui maka semakin banyak pula tindakan yang bisa diberikan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka," himbau dr. Irsan.


Pada prinsipnya Kanker Hati beda dengan jenis kanker yang lain. Kanker Hati merupakan penyakit yang tidak cukup disembuhkan melalui tindakan kemoterapi. "Tindakan medis untuk penyakit Kanker Hati bisa dikategorikan berdasarkan stadium penderitanya," ujar dr. Irsan.


Bagi penderita stadium awal, lanjutnya, yakni Stadium I bisa diberi tindakan operasi dan bakar kanker, sedangkan bagi penderita Stadium II dapat dilakukan bakar kanker dan cangkok hati. Sementara bagi penderita Stadium III hingga lanjut, dapat diberi tindakan embolisasi yaitu dengan penempatan kateter kecil di pembuluh darah untuk member suntikan partikel guna memblokir aliran darah yang berfungsi memberi asupan makanan kepada sel kanker.


"Dalam tindakan embolisasi ini juga diberikan obat kemoterapi kepada penderita. Teknik ini dinamakan Transcatheter Arterial Chemo Embolization (TACE). Pada kanker hati yang belum begitu besar, tindakan ini cukup efektif," dr. Irsan menjelaskan. Dirinya juga menegaskan bahwa RS Premier Jatinegara sudah mampu melakukan teknik TACE tersebut.


"Kami memiliki peralatan yang lengkap dan dokter yang sangat kompeten dalam tindakan ini, bahkan bisa dikatakan dokter yang terbaik di Indonesia dalam tindakan TACE. Maka pasien kini sudah tak perlu lagi cemas dan jauh-jauh datang ke luar negeri, karena di negeri sendiri RS Premier Jatinegara sudah siap akan hal itu," dirinya meyakinkan.


Pada akhir pembicaraan, dr. Irsan kembali menghimbau agar masyarakat dapat mewaspadai penyakit yang banyak menyerang pendukuk Indonesia ini.


"Pencegahannya dengan gaya hidup yang sehat, kurangi makanan berlemak, dan perbanyak makanan berserat seperti sayur dan buah. Karena mekanisme perusakan hati kebanyakan disebabkan oleh radikal bebas, dan penetralisirnya hanya buah dan sayur yang kaya serat juga kaya vitamin A, C, dan E. Selain itu hendaknya setiap orang melakukan skrining untuk mengetahui apakah ia mengidap hepatitis atau tidak." tandasnya.

Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2015/04/15/294658087/Pria-Rentan-Kanker-Hati

0 komentar :

Wednesday, April 15, 2015

Redirect Sub Directory Ke Mesin Lain (Reverse Proxy Apache)

Wihartoyo     Wednesday, April 15, 2015     No comments
Untuk mengintegrasikan demo site yang terinstall di mesin lain ke mesin utama yang menyediakan layanan informasi perusahaan, kita harus bisa me-redirect request yang biasanya direpresentasikan sebagai sub direktory ke server target.

Satu kasus penggunaan reverse proxy adalah bila kita cuma punya 1 mesin yang sudah diset untuk servis di IP public dengan suatu domain/sub domain tertentu tapi ada beberapa mesin juga yang harus bisa diakses dari internet. Andaikan kita juga memegang otoritas admin network, mungkin, kita bisa memainkan port atau bila perlu IP publik yang masih bisa digunakan.
Tapi ini kenyataannya, yang kita punya ya cuma www.namadomain.kom dan beberapa server yang harus service di internet.
Bagaimana caranya?
Copy semua aplikasinya ke server yang sudah jelas bisa diakses dari internet?
Pastinya tidak, karena yang sekarang aja mesinnya sudah ngos-ngosan apalagi tambah beberapa layanan lagi. Jangan! Kasian dia.
Terus bagaimana?
Manfaatkan fitur reverse proxy dari apache untuk meredirect akses ke mesin lain di belakang mesin utama. Praktisnya gini, kita install satu mesin yang bakal jadi reverse proxy, kemudian beberapa mesin kita suruh berdiri di belakang proxy. Semua akses liwat proxy. Gimana? Sudah kebayang? Kalo belun kebayang, lihat gambar ini.

Reverse proxy server


Dari gambar di atas, setiap request dari client, yang menerima adalah apache server yang difungsikan sebagai reverse proxy server. Dari sini baru kemudian akan diteruskan ke server aselinya.
Terus, gimana konfigurasinya?
Gampang, nih...
Pertama install dulu servernya yang mau dipake buat reverse proxy server. Make Ubuntu aja biar gampang. Install sampe ke Apache nya. Kalo dah selesai installnya, sekarang liat langkahnya.

Pertama install seluruh modul yang dibutuhin.


root@revserver:~#a2enmod proxy[enter]
root@revserver:~#a2enmod proxy_http[enter]
root@revserver:~#a2enmod proxy_html[enter]
root@revserver:~#a2enmod headers[enter]


Kemudian buka apache2.conf di /etc/apache. Tambahkan baris berikut:


LoadFile /usr/lib/x86_64-linux-gnu/libxml2.so.2


Bila file libxml2.so,2 tidak diketemukan, bisa diinstall terlebih dahulu dengan menjalankan perintah berikut:


root@revserver:~# apt-get install libxml2


Selanjutnya kita edit file "default" di /etc/apache/site-available. Tambahkan baris-baris berikut.


<virtualhost>
ServerAdmin webmaster@localhost
ServerName www.namadomain.ko.id
ServerAlias namadomain.ko.id
DocumentRoot /var/www/homepage
ProxyRequests Off
ProxyPreserveHost On
ProxyPass /demo1/ http://10.20.30.40:8080/ #contoh aja
ProxyPass /demo2/ http://20.30.40.50:8080/appnya/ #masih contoh aja
ProxyPass /demo3/ http://20.30.40.50:8080/demonya/ #suwer masih contoh aja
ProxyHTMLURLMap http://10.20.30.40:8080 /demo1
ProxyHTMLURLMap http://20.30.40.50:8080/appnya /demo2
ProxyHTMLURLMap http://40.50.60.70:8080/demonya /demo3

<location demo1>
  ProxyPassReverse /
  SetOutputFilter proxy-html
  ProxyHTMLURLMap / /demo1/
  RequestHeader unset Accept-Encoding
</location>

<location demo2>
  ProxyPassReverse /
  SetOutputFilter proxy-html
  ProxyHTMLURLMap / /demo2/
  RequestHeader unset Accept-Encoding
</location>

<location demo3>
  ProxyPassReverse /
  SetOutputFilter proxy-html
  ProxyHTMLURLMap / /demo3/
  RequestHeader unset Accept-Encoding
</location>


</virtualhost>



setelah disimpan, kemudian kita restart apache server kita, dan kita coba untuk membuka baik "/demo1/", "/demo2/", dan "/demo3/" dari client ke alamat biasanya. Misal http://www.namadomain.ko.id/demo1/ atau ../demo2/ atau .../demo3/

0 komentar :

Tuesday, April 14, 2015

Kimono Jepang Rasa Banyumas

Wihartoyo     Tuesday, April 14, 2015     No comments
KOMPAS.com - “…Kita menempa kualitas diri dan menjaganya agar tak pernah berubah. Dan saat sesuatu berjalan selayaknya, kita setia, patuh pada tata cara. Lihatlah, sesuatu yang dimulai dari dalam, tak akan luntur terkikis oleh waktu. Inilah jiwa Indonesia, jiwa yang menciptakan mahakarya.”

Pernah mendengar kalimat di atas? Ya, tepat, kalimat tersebut merupakan penggalan kata-kata dalam iklan rokok. Namun tulisan ini tak akan membahas sedikitpun soal rokok, tapi mengulas salah satu warisan bangsa, yang terbukti tak luntur terkikis waktu, karena dimulai dari dalam, melalui kesabaran dan ketekunan, yaitu batik.

Kain khas dengan berbagai motif di Indonesia ini sudah menjadi kebanggaan bangsa. Seiring dengan perkembanga, batik pun tidak hanya lekat dengan nuansa tradisional. Lihat bagaimana desainer fashion dunia yang mengadaptasi batik Indonesia seperti yang dipamerkan desainer Belgia Dries Van Noten Paris Fashion Week 2010 lalu. Atau, perancang Amerika Nicole Miller yang memamerkan batik melalui Resort Collection 2009.

Tak cuma dipamerkan, batik kini sudah menjadi gaya hidup. Beberapa artis Hollywood sempat “tepergok” mengenakan busana dengan motif batik. Seperti Lenka, Adele, dan pencabik bas U2 Adam Clayton. Bahkan, belum lama ini musisi nyentrik asal Amerika Selatan Carlos Santana mengenakan batik dalam salah satu video klipnya berjudul “Into The Night”.

Di tengah semakin berkembangnya batik menjadi gaya hidup fashion dunia, para pengrajin batik dalam negeri juga mulai melihat celah baru, kain serta motif tradisional Indonesia ini rupanya bisa berpadu dengan pakaian tradisonal negeri matahari terbit Jepang, ya kimono.

Adalah para pengrajin batik Desa Papringan, Banyumas, Jawa Tengah, yang kini berusaha mem-banyumas-kan Jepang, kalaulah boleh dibilang begitu. Melalui berbagai event pakaian di Jepang sekitar bulan Mei 2015 nanti, mereka akan memperkenalkan 15 kimono rasa Bayumas.

Kenapa disebut kimono rasa Banyumas? Pernah membayangkan batik disulap jadi kimono? Nah, itulah yang saat ini sedang diupayakan para perajin batik Desa Papringan. Motif-motif batik khas Banyumas seperti motif babon angrem, sungai serayu, dan jahe puger menjadi motif dasar kimono jepang.

Salah satu kelompok perajin batik di Desa Papringan, Kelompok Usaha Bersama Pringmas (KUB Pringmas), menjadi motor penggerak “hijrahnya” batik Banyumas ke negeri sakura. Pada Mei 2015 nanti, 15 kimono rasa Banyumas siap dipamerkan di Jepang.

Saat Kompas,com mendatangi Sentra Batik Banyumasan di Desa Papringan, Rabu (8/4/2015), Ketua KUB Papringan Siarmi mengatkan bahwa untuk membuat Kimono rasa Banyumas itu memerlukan 2 potong kain mori atau katun. Lama proses pembuatannya sendiri relatif berbeda-beda.

“Waktunya tergantung motifnya kaya apa dan pewarnannya. Kalau motifnya susah pasti lebih lama kalau batik tulis. Untuk kain batik tulisnya aja bisanya satu minggu baru selesai,” kata Siarmi.

Untuk pengenalan kimono rasa Bayumas sendiri, KUB Pringmas dibantu oleh salah satu Dosen Universitas Diponegoro yang sudah sering memperkenalkan batik-batik Indonesia di Jepang. Ia berharap, dengan diperkenalkannya kimono rasa Banyumas itu, Desa Papringan bisa lebih dikenal oleh masyarakat dunia. Apalagi, Papringan juga memiliki batik yang sangat kental akan budaya Jawanya.

Menyapa Asia

Selain akan mempemperkenalkan batik Papringan ke Jepang, Siarmi dan kawan-kawannya di KUB Pringmas juga telah memperkenalkan batik khas Bayumasan ke Hongkong. Pada Januari 2015 lalu, mereka sudah mengirimkan 20 pakaian anak-anak dengan motif batik Banyumas ke Hongkong.

Upaya “menyapa” Asia melalui batik Papringan diharapkan terus menggema. Menariknya, meski batik Bayumasan adalah batik pedalaman (ciri khas berwarna gelap), namun nuansa batik pesisir dengan warna-warna cerah juga kini berkembang di Banyumas.

Rupanya, hal itu dilakukan para perajin batik di Desa Papringan sehingga terkesan lebih muda. Namun begitu, warna batik Banyumasan yang khas yaitu coklat atau hitam tetap menjadi daya tarik utama batik Papringan.

Saat ini kata Siarmi, di Desa Papringan terdapat sekitar 300-an perajin batik. Jumlah tersebut diakomodir oleh 4 kelompok usaha batik salah satunya KUB Pringmas. Sentra Batik Banyumasan Papringan setiap bulannya memproduksi sekitar 50-an kain batik baik itu batik tulus, cetak maupun kombinasi batik tulis-cetak.

Harga kain batik Papringan berkisar dari Rp 200.000 hingga Rp 1 juta, tergantung jenis batik dan kerumitan motifnya. Siarmi bersyukur, dengan semakin dikenalnya batik Papringan, pendapatan perajin batik di Desa Papringan semakin membaik. Saat ini kata dia, 1 orang perajin batik mendapatkan upah Rp 50.000 untuk setiap kain batik.

Dengan ratusan motif batik Papringan, ia yakin potensi batik Papringan tak kalah dengan batik-batik lainnya. Apalagi kata dia, saat 2 tahun lalu Bank Indonesia memberikan bantuan berupa dana dan pembangunan showroom batik, para pengrajin tak perlu sulit-sulit menyakurkan batik buatannya.

“Batik itu kan peninggalan kakek-nenek kita disini. Sudah mengakar ke masyarakat Desa Papringan. Sekarang kita yang melanjutkan warisan itu, jadi kita lakukan pembaruan juga kaya pewarnaan biar ini tetap lestari dan dikenal masyarakat kalau Desa Papringan itu penghasil batik juga mas,” ucap Siarmi.

Sumber: bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/04/14/070100826/Kimono.Jepang.Rasa.Banyumas?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp

0 komentar :

Monday, April 13, 2015

Sistem Ngadat, Pelaksanaan UN Online di Bantul Molor

Wihartoyo     Monday, April 13, 2015     No comments


Bantul- Pelaksanaan ujian hari pertama di SMKN 3 Kasihan, Bantul, yang menggunakan sistem computer-based test bermasalah pada Senin pagi, 13 April 2015. Persoalan baru bisa diatasi pada siang hari sehingga pelaksanaan ujian molor dan baru bisa dilaksanakan sore hari.

Sekitar 30 siswa SMKN 3 Kasihan Bantul, yang mengikuti ujian nasional computer-based test (UN CBT) sesi pertama, tidak bisa mengerjakan soal ujian di layar komputer. Penyebabnya, mereka tidak bisa masuk ke sistem penyimpan data soal. "Sudah berkali-kali mencoba log in pakai username dan pasword, sampai dua jam tetap tidak bisa," kata Ega Wahyu, salah satu siswa, pada Senin, 13 April 2015.

Menurut Ega, semula di ruangannya, dari 20 peserta, ada dua siswa yang masih bisa masuk ke sistem penyimpan soal. "Setelah di-refresh, karena yang lain tidak bisa masuk, malah mereka juga gagal log in (masuk ke sistem)," kata Ega.

Di SMKN 3 Kasihan, Bantul, terdapat tiga ruangan lokasi UN CBT. Setiap ruangan menampung 20 unit komputer. Sebanyak 179 siswa mengikuti UN CBT di sekolah yang dulu bernama Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) ini.

Berdasar jadwal, mereka ujian bergiliran di tiga ruangan laboratorium komputer untuk mata pelajaran bahasa Indonesia selama tiga sesi dalam sehari. Sesi pertama berlangsung pada pukul 07.30-09.30, kedua pukul 10.30-12.30, dan ketiga pukul 14.00-16.00.

Pada sesi pertama, dari tiga ruangan, hanya laboratorium nomor satu, yang semua peserta ujiannya berhasil masuk ke sistem penyimpan soal dan mengikuti ujian dengan lancar. Sedangkan di laboratorium kedua, tujuh siswa gagal masuk ke sistem penyimpan soal. Sementara tiga siswa berhasil memasuki sistem data, tapi pergantian antara satu soal dan lainnya berjalan lelet, sehingga ujiannya dibatalkan. Masalah juga ditemui di laboratorium kedua dan ketiga.

Kepala SMKN 3 Kasihan Bantul Rakhmat Supriyono mengatakan masalah ini akibat kegagalan sinkronisasi antara server milik sekolah dan sistem penyimpan data soal di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Menurut dia, kualitas semua komputer memadai karena biasa dipakai untuk praktek pelajaran animasi. "Bandwidth juga sudah kami perbesar jadi 10 megabyte," kata Rakhmat.

Dia mengimbuhkan, berdasar petunjuk dari Kemendikbud, masalah ini bisa diselesaikan dengan melakukan proses sinkronisasi ulang antara server sekolah dan sistem di pusat milik Kemendikbud. "Sebenarnya pada jam 01.00 minggu dinihari sinkronisasi sudah selesai, tapi tidak tahu kenapa masih bermasalah," katanya. (Sumber tempo.co 13-04-2015 14:48)

0 komentar :

Dulu Musuh, Kini Sekutu: Tank Amerika dan Soviet Bertempur Bersama di Irak

Wihartoyo     Monday, April 13, 2015     No comments
Pada akhir Maret lalu, muncul sebuah foto sensasional di internet menunjukan tank Amerika M1A1M Abrams milik Angkatan Bersenjata Irak dan tank Rusia T-72C milik tentara Syiah Iran melancarkan serangan bersama dalam membebaskan kota Tikrit di Irak yang dikuasai secara ilegal oleh ISIS. Kedua tank veteran era Perang Dingin yang dulu berada di kubu yang berseberangan ini, kini—menjelang akhir "karir" mereka—bersatu padu dalam pasukan yang sama untuk melawan musuh sesungguhnya: teroris ISIS.
Dua musuh bebuyutan di era Perang Dingin, tank Amerika M1A1M Abrams dan tank Soviet T-72C, kini bersatu padu di Irak untuk melawan ISIS. Foto: Military.ir
Irak Gunakan Pesawat Rusia untuk Lawan ISIS
Kedua tank yang muncul dalam foto tersebut diduga merupakan milik tentara Syiah yang didukung Iran. Tank T-72C merupakan versi ekspor dari tank T-72 yang telah dimodernisasi. Mesin tempur berusia 30 tahun ini merupakan bagian dari Angkatan Bersenjata Iran, satu-satunya militer asing yang membeli kendaraan modifikasi ini. Pembelian tersebut dilakukan pada November 1991, mencakup pembelian lisensi untuk seribu buah tank T-72Cs oleh Iran. Sebelum kesepakatan jual-beli lisensi tercapai, Iran mendapat pasokan seribu tank langsung dari pabrik pada 1993.
Sementara di Irak, bahkan setelah mengalami invasi Amerika, pemerintah setempat tetap menunjukan ketertarikannya pada kendaraan lapis baja Rusia yang telah lebih familiar bagi kru tank lokal. Hingga beberapa waktu lalu, tentara Irak masih mendapat pasokan tank Soviet dari negara-negara Eropa Timur. Namun pada Februari 2013, mantan Menteri Pertahanan Irak Letnan Jenderal Abdul Qadir Mohammed Jassim Obeidi al-Mifarji' mengumumkan bahwa tentara Irak tak akan lagi membeli 'tank Timur' karena mereka 'hanya bom dengan roda rantai'. Maksudnya, amunisi tank sangat mudah meledak saat mengalami penetrasi pada lapis baja, seperti yang kerap terjadi dalam pertempuran yang melibatkan tank Soviet dalam Perang Teluk.

AS Gagal Kendalikan Situasi, Irak di Ambang Bencana
Kemudian, dari 2010 hingga 2013, Angkatan Bersenjata Iran menerima 146 tank M1A1M Abrams dari AS, dan pada Desember 2014 Pentagon mengumumkan bahwa Irak akan menerima 175 tank M1A1M Abrams yang telah dimodernisasi.
Namun, kekacauan yang ditimbulkan ISIS membuat Irak, sepertinya, kembali melirik 'tank dari Timur'. Tank Soviet dianggap cocok untuk digunakan melawan ISIS, terutama dalam faktor pemilihan kru dan pencarian suku cadang. Sebuah media Ceko mendapat informasi bahwa perusahaan Ceko Excalibur Army (anak perusahaan Excalibur Group) akan segera memasok tank T-72 yang telah diperbaharui dan mesin tempur infanteri BMP-1 untuk Irak.
Kondisi persenjataan Irak saat ini sangatlah rumit. Pemerintah Irak telah memiliki kontrak pasokan senjata jutaan dolar dengan AS, namun kontrak tersebut tak kunjung direalisasikan. Kepala Komite Pertahanan dan Keamanan Parlemen Irak Hakim al-Zamili menyebutkan, hingga kini Irak belum mendapatkan pasokan yang dijanjikan AS, bukan hanya pesawat penghancur F-16, helikopter Apache, dan kendaraan tempur lain, tapi bahkan senjata ringan dan senjata kelas menengah. Padahal, dalam kontrak yang dibuat pada 2008 disebutkan bahwa AS tak hanya bertanggung jawab untuk memasok teknologi, tapi juga menyiapkan personel militer untuk mengoperasikan teknologi tersebut.
Hal tersebut membuat Rusia dan Iran tergerak untuk membantu Irak. Berbeda dengan AS, Rusia dan Iran berada di lokasi yang tak terlalu jauh dari Irak dan mereka akan menghadapi masalah yang sangat serius jika ISIS dibiarkan merajalela.

Wamenlu Rusia: Moskow Selalu di Pihak Suriah, Irak, dan Palestina
Pada musim panas 2014, dalam waktu yang terbilang singkat, Rusia memasok lebih dari 10 pesawat penyerang darat Su-24, helikopter serang baru MI-28, dan tank Solntsepek TOC-1A untuk Irak. Tank Solntsepek TOC-1A dibuat berdasarkan rancangan tank tempur T-90C. Kabarnya, tentara Irak sangat menyukai kualitas sasis tank ini dan tengah mempertimbangkan untuk membeli T-90C dan BMOP-72 Terminator-2 (yang juga dibuat berdasarkan T-90C). Beberapa media mengabarkan, tank ini diperkirakan mampu membantu para tentara Irak merebut kembali kota-kota mereka dari ISIS.
Namun di luar itu semua, kini militer Irak memiliki kesempatan langka untuk membandingkan T-72C dan M1A1M Abrams secara langsung di medan tempur.

(Sumber: indonesia.rbth.com 7 April 2015)

0 komentar :

Ratusan Mumi 1.200 Tahun Ditemukan di Peru

Wihartoyo     Monday, April 13, 2015     No comments
Ada 171 mumi dari kuburan kecil dan bangunan kuno bawah tanah.

VIVA.co.id - Arkeolog menemukan ratusan mumi yang berasal dari 1.200 tahun lalu. Mumi-mumi ini ditemukan di kompleks pemakaman kuno di Peru.

Tim peneliti, yang terdiri dari banyak arkeolog kelas internasional, sejatinya telah melakukan ekskavasi sejak 2004 hingga 2007. Namun publikasi temuannya baru dilakukan sekarang karena setelah data terkumpul, ada sekitar 171 mumi dari kuburan kecil dan bangunan kuno yang terdapat di bawah tanah.

"Pemakaman itu berlokasi di bukit kecil yang mengitari komplek situs itu. Mumi-mumi itu memiliki umur yang berbeda. Ada jabang bayi, bayi yang dikubur dalam toples, ada juga mumi dewasa dan orang tua. Mereka dikubur dengan posisi yang berbeda-beda. Ada yang duduk dengan posisi dengkul bertemu dagu, ada yang terikat juga," ujar kurator dari Royal Ontario Museum, Toronto, Justin Jennings, seperti dikutip dari Live Science, Senin 13 April 2015.

Menurut Jennings, kebanyakan mumi yang ditemukan telah rusak sehingga sebagian ada yang terlepas dan bercampur dengan serpihan mumi lain. Di dalam kuburan itu ditemukan 400 bagian tubuh yang terisolasi, seperti tangan, kaki dan gigi. Kemungkinan mumi-mumi itu merupakan warga desa dekat Tenahaha, lembah Cotahuasi, Peru.

Di sekitar situs, arkeolog juga menemukan sejumlah perlengkapan pemujaan. Mereka percaya jika situs kuno itu merupakan tempat berlangsungnya perayaan dan pemujaan pada 1.200 tahun lalu.

Menurut para arkeolog, Desa-desa di sekitar Tenahaha merupakan saksi mata dari bermacam-macam budaya di era yang berbeda. Para penduduk desa itu bisa saja menggelar pertempuran satu sama lain hanya untuk mempertahankan lahan pertanian atau daerah kekuasaan.
Tenahaha dianggap sebagai tempat yang netral dan damai, di antara daerah yang bangsanya penuh dengan tekanan.

0 komentar :

Friday, April 10, 2015

Penguasa Dinilai Cenderung Serobot Domain Ulama dalam Masalah Keagamaan

Wihartoyo     Friday, April 10, 2015     1 comment
Menurut pakar HAM, saat ini ada 104 definisi terorisme dan tidak ada satupun yang disepakati dunia internasional

Staf pengajar Fakultan Hukum Universitas Indonesia (UI) Heru Susetyo mengatakan saat ini ada 104 definisi terorisme dan tidak ada satupun yang disepakati dunia internasional.

Alumnus program doktor bidang Human Rights & Peace Studies Mahidol University, Bangkok ini mengutip Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English yang mengartikan kata “terror” sebagai great fear; terrorism atau diartikan sebagai use of violance and intimidation; dan terrorist diartikan supporter of terrorism atau participant in terrorism.

Sementara pers Barat menggunakan frasa war on terrorism untuk menyebut usaha pemerintah kolonial Inggris membereskan kelompok Yahudi pembangkang di Palestina pada akhir tahun 1940.

“Namun setelah Negara Yahudi Israel berdiri pada 1948, mereka menggunakan label ‘’teroris’’ untuk menyebut gerakan perlawanan Palestina menentang penjajahan Israel,” demikian ujar Heru dalam acara  Muzakarah Serantau yang digelar oleh Yayasan Dakwah Islamiyah Malaysia (Yadim) dan Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia  di Jakarta hari Kamis, 9 April 2015.

Muzakarah yang diikuti 50 ulama dan da’i serta intelektual Muslim dari kedua Negara ini mempertanyakan stigma dan label ‘teroris’ dan ‘radikal’ pada kaum Muslim. [Baca: Ulama dan Intelektual Gugat Stigma ‘Teroris’ dan ‘Radikal’ pada Kelompok Muslim]

Sementara Fahmi Salim dari MIUMI mencontohkan kasus co-pilot Germanwings Andreas Lubitz yang sengaja menjatuhkan pesawat terbang yang dikemudikannya, tidak disebut ‘’teroris’’ oleh pers.

Ini  akan lain kalau pelakunya Muslim atau penampilannya berciri seperti pemeluk Islam.

“Pasti akan disebut teroris atau dikait-kaitkan dengan terorisme,’’ katanya.

Wakil Sekjen MIUMI itu juga meluruskan pengertian kata ‘’radikal’’. Menurutnya, kata radikal tidak selalu bermakna negatif.

“Radikal dalam beragama, yaitu memiliki kidah yang kuat menghunjam, itu justru suatu keharusan,’’ katanya.

Sedang sikap radikal negatif adalah yang disertai violence (kejahatan) atau vandalisme (kebrutalan).

SementaraWakil Sekjen MUI Pusat Natsir Zubaidi juga menambahkan, para pahlawan Indonesia adalah tokoh-tokoh radikal.

Sebut saja Pangeran Diponegoro, Cut Nya’ Dien, Sultan Ageng Tirtayasa dan sebagainya. Jadi, tandasnya, kemerdekaan NKRI diperjuangkan oleh para pahlawan yang disebut radikal itu.

Dosen STID M Natsir Dr Jeje Zaenuddin mengatakan, saat ini penguasa cenderung menyerobot domain (ranah) para ulama dalam pemahaman tentang keagamaan. Akibatnya, muncullah istilah-istilah ‘teorisme’, ‘radikal’, dan ‘ekstrimisme’ yang distempelkan secara keliru kepada umat Islam.

“Kasus pemblokiran situs-situs Islam yang dilakukan secara ngawur tanpa konsultasi dengan MUI, itu menujukkan bahwa negara menyerobot kewenangan ulama,’’ ujar Jeje memberi contoh.

Agama Kristen juga terang-terangan menganut militansi dan radikalisme spiritual. Misalnya seperti yang tertuang dalam buku berjudul “Kami Mengalami Yesus di Bandung” (Jakarta: Metanoia Publishing, 2011).

Dalam buku itu, penulis, Daniel H Pandji, yang  juga Koordinator Jaringan Doa Nasional, memberikan komentar, “Buku ini menguak suatu kebenaran sejarah yang sangat penting bagaimana saat ini banyak  pemimpin-pemimpin rohani yang telah menyebar ke seluruh bangsa bahkan berbagai belahan dunia, hal itu dimulai dari gerakan doa yang militan pada tahun 1980 an, lalu memunculkan gerakan penginjilan yang menyentuh berbagai bidang. Buku ini harus dibaca oleh orang-orang yang mau memiliki semangat untuk mengubahkan bangsa,” begitu tulisnya dikutip Jeje.

Kelompok Kristen ini menurut Jeje, menyatakan kebanggaannya, bahwa saat ini, telah muncul anak-anak muda Kristen yang “dibangkitkan untuk mengikut Tuhan secara radikal.” (hal. 23).

Mereka memiliki sikap radikal dalam beberapa aspek: radikal dalam pemberian, berdoa, membayar harga (risiko), kekudusan hidup, memberitakan Injil, dan memberikan waktu untuk pelayanan (hal. 23-26).

Oleh karena itu pada butir keempat resolusi, para ulama, da’i dan intelektual Indonesia-Malaysia menyatakan, penanggulangan gejala ekstrimisme terutama oleh penguasa harus dengan pendekatan berdasarkan pengertian dan pemahaman yang tepat tentang ekstrimisme.

Kara itu para ulama dalam pertemuan ini meminta semua pihak tak terburu-buru dan kelewat batas sehingga menyasar kepada korban yang tidak semestinya.*/Nurbowo (sumber: Hidayatullah.com—10-04-2015)

1 komentar :

Wednesday, April 8, 2015

"451 Temporary local problem" dan "timed out while sending end of data"

Wihartoyo     Wednesday, April 08, 2015     No comments
Sungguh banyak sekali yang harus disesuaikan ketika menginstall Zimbra. Hari ini, aku lihat banyak sekali deferred mail. Yang bikin mangkel itu, deferred nya cuma ke salah satu domain. Gak semuanya. Repot gak tuh!
Tapi pikir-pikir, ini Indonesia broer! Masih belum semua daerah punya kualitas koneksi yang sama. Apalagi sama dengan Jakarta Ha-ha ha-ha ha-ha ha-ha!

Ok, pertama kita tengok lognya!


Apr 8 08:43:37 mail postfix/smtp[11766]: E785E6052DDF2: to=<akun@namadomain.ko.id>, relay=namadomain.ko.id[212.121.212.121]:25, delay=643, delays=474/88/40/40, dsn=4.0.0, status=deferred (host namadomain.ko.id[212.121.212.121] said: 451 Temporary local problem - please try later (in reply to RCPT TO command))
Apr 8 08:43:37 mail postfix/smtp[5578]: EB1B76052DDF3: to=<akun@namadomain.ko.id>, relay=namadomain.ko.id[212.121.212.121]:25, delay=643, delays=474/88/40/40, dsn=4.0.0, status=deferred (host namadomain.ko.id[212.121.212.121] said: 451 Temporary local problem - please try later (in reply to RCPT TO command))
Apr 8 08:43:37 mail postfix/smtp[31256]: E0A266052DDF0: to=<akun@namadomain.ko.id>, relay=namadomain.ko.id[212.121.212.121]:25, delay=643, delays=474/88/40/40, dsn=4.0.0, status=deferred (host namadomain.ko.id[212.121.212.121] said: 451 Temporary local problem - please try later (in reply to RCPT TO command))
Apr 8 08:43:37 mail postfix/smtp[31257]: ED2FD6052DDF4: to=<akun@namadomain.ko.id>, relay=namadomain.ko.id[212.121.212.121]:25, delay=643, delays=474/88/40/40, dsn=4.0.0, status=deferred (host namadomain.ko.id[212.121.212.121] said: 451 Temporary local problem - please try later (in reply to RCPT TO command))


Ada beberapa isu terkait dengan error ini. Isu pertama adalah tentang permission. Pada beberapa system mail ini bisa diselesaikan dengan mengedit properties pada clamd. Oke kalo begitu kita edit clamd.conf


[zimbra@mail:~]$cd clamav/etc/ [enter]
[zimbra@mail etc]$vi clamd.conf[enter]


Setelah teksya terbuka, cari LocalSocket dan hapus karakter "#" untuk uncomment.


# Path to a local socket file the daemon will listen on.
# Default: disabled (must be specified by a user)
# LocalSocket /tmp/clamd.socket

# Sets the group ownership on the unix socket.
# Default: disabled (the primary group of the user running clamd)
#LocalSocketGroup virusgroup


Kemudian pastiin zimbraMtaMyHostname benar telah berisi mail server kita. Misal "mail.namadomain.ko.id"


[zimbra@mail:~]$zmprov gcf zimbraMtaMyHostname[enter]
---pastikan nilanya adalah seperti berikut:
zimbraMtaMyHostname: mail.namadomain.ko.id
---bila tidak, maka jalankan perintah ini:
[zimbra@mail:~]$zmprov gcf zimbraMtaMyHostname mail.namadomain.ko.id[enter]
[zimbra@mail:~]$zmmtactl restart[enter]


Kemudian kita "requeue" message yang deferred. Gunakan web UI saja biar gampang.
Tapi, yak.. yap......
Ah... masih nampilin error.


Apr 8 10:01:23 mail postfix/error[22855]: 6007C6052DDEE: to=<akun@namadomain.ko.id>, relay=none, delay=0.08, delays=0.06/0.01/0/0.01, dsn=4.4.2, status=deferred (delivery temporarily suspended: conversation with namadomain.ko.id[212.121.212.121] timed out while sending end of data -- message may be sent more than once)
Apr 8 10:01:23 mail postfix/error[22855]: 6007C6052DDEE: to=<akun2@namadomain.ko.id>, relay=none, delay=0.08, delays=0.06/0.01/0/0.02, dsn=4.4.2, status=deferred (delivery temporarily suspended: conversation with namadomain.ko.id[212.121.212.121] timed out while sending end of data -- message may be sent more than once)
Apr 8 10:01:23 mail postfix/error[22855]: 6007C6052DDEE: to=<akunkun@namadomain.ko.id>, relay=none, delay=0.09, delays=0.06/0.01/0/0.02, dsn=4.4.2, status=deferred (delivery temporarily suspended: conversation with namadomain.ko.id[212.121.212.121] timed out while sending end of data -- message may be sent more than once)
Apr 8 10:01:23 mail postfix/error[22855]: 6007C6052DDEE: to=<akun3@namadomain.ko.id>, relay=none, delay=0.1, delays=0.06/0.01/0/0.03, dsn=4.4.2, status=deferred (delivery temporarily suspended: conversation with namadomain.ko.id[212.121.212.121] timed out while sending end of data -- message may be sent more than once)


Beda lagi ternyata error nya.
Ok, baiklah. Ternyata perjuangan kita belum selesai. Sekarang silakan buka file /opt/zimbra/postfix/conf/main.cf


[zimbra@mail:~]$vi /opt/zimbra/postfix/conf/main.cf[enter]


Setelah terbuka, langsung menuju ke bawah dengan mengetik ":$[enter]" (menuju ke baris paling bawah)

.
.
virtual_transport = error
sender_canonical_maps = proxy:ldap:/opt/zimbra/conf/ldap-scm.cf
always_add_missing_headers = yes
lmtp_connection_cache_time_limit = 4s
smtpd_tls_exclude_ciphers =
smtp_use_tls = no
smtp_data_done_timeout = 600s
smtp_data_init_timeout = 120s
smtp_data_xfer_timeout = 900s

Simpan dan keluar.
Perhatikan "smtp_data_xfer_timeout" adalah nilai yang sangat menentukan. Semakin besar semakin baik. Dan untuk kasus saya, saya menggunakan 900s.
Terakhir, restart mta.


[zimbra@mail:~]$zmmtactl restart[enter]


Lakukan requeue untuk semua yang deferred. Seharusnya, masalah selesai.

0 komentar :

Peran Moskow Dalam Menjaga Rezim Vampir di Suriah

Wihartoyo     Wednesday, April 08, 2015     No comments
Saat menanti tanggal 6/4/2015, dimana akan digelar di Moskow konsultasi putaran kedua, Presiden (vampir) Suriah Bashar al-Assad melakukan wawancara dengan surat kabar Rusia “Rossiyskaya Gazeta”. Dalam menjawab pertanyaan wartawan, Assad mengatakan: “Sehubungan dengan keberadaan Rusia di berbagai daerah dunia, termasuk di Mediterania timur, di pelabuhan Tartus Suriah, sangat penting untuk menjaga keseimbangan yang hilang dari dunia setelah jatuhnya Uni Soviet. Sehingga, bagi kami ketika keberadaan Rusia kuat di wilayah ini, maka stabilitas akan lebih baik. Sebab Moskow memainkan peran yang sangat penting dalam memperkuat stabilitas di kawasan itu.

*** *** ***

Rusia secara riil sudah mendukung keseimbangan dalam krisis Suriah, tapi ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan perdamaian dan stabilitas di kawasan itu, di mana Moskow mempersenjatai dan mendukung secara terbuka terhadap kejahatan rezim vampir Assad, yang menghancurkan dan membantai rakyat Suriah sejak empat tahun lalu.
Mengapa surat kabar “Rossiyskaya Gazeta” tidak menanya sang pembantai Assad tentang ratusan ribu warga Suriah yang dibantai, termasuk orang tua dan perempuan? Mengapa tidak ada satu katapun dalam wawancara itu tentang anak-anak yang mati dan terluka, yang jumlahnya mencapai puluhan ribu, menurut statistik resmi? Dan mengapa surat kabar tidak mempublikasikan fakta-fakta penyiksaan brutal terhadap para tahanan di penjara rezim vampir ini? Tidakkah sangat telanjang fakta-fakta mengerikan terkait kejahatan keji yang dilakukan oleh rezim Bashar al-Assad ini?

Semua itu adalah bentuk sikap membisu terhadap kekejaman yang dilakukan pada kaum Muslim di Suriah, ini adalah peran Rusia dalam apa yang disebutnya dengan “dukungan untuk perdamaian dan stabilitas”. Pada saat sang vampir Assad mengalirkan sungai darah kaum Muslim di Suriah, Moskow mempersenjatai sang vampir dan menutup mata atas kejahatan kejinya. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa “di penjara Suriah telah disiksa sampai mati sebanyak 12.751 tahanan, termasuk 108 anak-anak.” Tapi mengapa Kementerian Luar Negeri Rusia tidak mengomentari fakta-fakta mengerikan ini?

Tentu, keinginan musuh-musuh Islam dan kaum Muslim tidak akan menghentikan penderitaan yang tengah diderita kaum Muslim. Namun hari dimana umat Islam akan mendapatkan pertolongan dari kaum Anshar sudah sangat dekat. Pada saat itu Khilafah yang sesuai metode kenabian akan tegak, yang akan memperkuat stabilitas di dunia dengan nyata dan sebenarnya. Dan kemudian kaum Muslim akan meminta pertanggungjawaban kepada semua yang terlibat dalam menciptakan penderitaan kaum Muslim. Allah SWT berfirman: “Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata: “Kapan itu (akan terjadi)?” Katakanlah: “Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat.” (TQS. Al-Isrā’ [17] : 51). [Sulaiman Ibrahimov]

Sumber hizbut-tahrir.or.id 07-04-15

0 komentar :

Recommended