YUSRIL IHZA MAHENDRA, dalam wawancara dengan Tajuk (9/2/ 2000), menuturkan, setelah di Fakultas Sastra UI menyimak karya-karya Marx, Engels, Lenin, Stalin, Tito, Mao, Tan Malaka, dan Aidit serta tulisan golongan kiri di Tanah Air sejak pra-kemerdekaan seperti Ir Baars, ia berkesimpulan bahwa sebagai ideologi, komunisme tidak akan pernah mati.
‘’Dalam perkembangannya, adakalanya komunisme berubah bentuk menjadi pseudo-religion, walaupun pada dasarnya filsafat Marx digolongkan sebagai atheisme filosofis. Sebagai pseudo-religion komunisme dapat menumbuhkan semangat fanatisme,’’ terang Yusril.
Ia mencontohkan, ada sejumlah aktivis pergerakan Islam yang kepincut slogan PKI lalu menjadi kader PKI. Beberapa tokoh Sosialis Kiri Belanda seperti Snievliet dan Ir Baars, giat menggarap kelompok pemuda radikal di Semarang yang aktif dalam Sarekat Islam. Akhirnya, pemuda-pemuda seperti Semaun dan Darsono menjadi tokoh-tokoh komunis sungguhan. Tokoh-tokoh Sarekat Islam yang lain tetap menjadi penganut Islam-Marxis seperti Kyai Misbach dan KH Ahmad Dasuki Siradj di Solo serta Haji Datuk Batuah di Minangkabau yang terlibat dalam Peristiwa Silungkang tahun 1927.
Yusril juga mengingatkan, di masa lalu, kekuatan kaum Komunis di Indonesia tidak dapat dianggap enteng. PKI adalah partai komunis terbesar di dunia, pada sebuah negara yang secara resmi bukan negara komunis. Arnold Barckman menyebutkan bahwa pada tahun 1963, jumlah anggota PKI 3,7 juta orang. PKI adalah partai terbesar keempat dalam Pemilu 1955. Dalam Pemilu tingkat daerah tahun 1958, kekuatan PKI makin besar dibandingkan dengan Pemilu 1955. Di Yogya, Solo dan Semarang, perolehan suara PKI dalam Pemilu daerah, hampir dan bahkan melebihi setengah dari total suara yang diperoleh partai-partai lain.
Meskipun PKI telah dibubarkan pada tahun 1966, namun kekuatannya belum dapat dikatakan lumpuh samasekali. Mereka masih mempunyai potensi terpendam.
Seperti kata Ketua CC PKI Sudisman dalam Sidang Mahmilub 1967: "Jika saya mati, bukannya berarti PKI ikut mati. Tidak! sama sekali tidak! Walaupun PKI sekarang sudah rusak berkeping-keping, saya tetap yakin ini hanya sementara. Dalam proses sejarah, nanti PKI tumbuh kembali. Sebab PKI adalah anak zaman yang dilahirkan oleh zaman".
Yusril mengingatkan, sebagai ideologi, apalagi telah berkembang menjadi pseudo-religion, komunisme tidak akan pernah mati. Suatu saat potensi yang terpendam itu dapat tumbuh kembali, apabila ada suasana kondusif untuk itu.
Suasana kondusif buat kebangkitan PKI adalah ketimpangan sosial-ekonomi demikian tinggi, konflik antar golongan yang kian merebak, serta meningkatnya jumlah orang miskin dan pengangguran.
Dan, semua itu kini sedang terhampar di hadapanmu, Tuan en Nyonyah! (John Bon Bowie)
0 komentar :
Post a Comment